SOLOPOS.COM - Suasana Pantai Parangtritis yang diserbu wisatawan pada Sabtu (25/12). (Harian Jogja/Catur Dwi Janati)

Solopos.com, JOGJA — Fenomena keberadaan Lebeng di Pantai Glagah, Kulon Progo, DIY, patut diwaspadai karena sering menelan korban. Namun, lebeng atau ombak penarik manusia ini ternyata berada di sepanjang pantai selatan Jogja.

Sebagai informasi, lebeng atau dalam bahasa ilmiah disebut rip current merupakan arus balik ke tengah laut yang deras dan mampu menyeret serta menenggelamkan berbagai benda, termasuk manusia. Wilayah terjadinya fenomena ini ditandai dengan perairan yang tenang dan tidak ada ombak besar. Namun, arus di bawahnya sangat deras.

Promosi Moncernya Industri Gaming, Indonesia Juara Asia dan Libas Kejuaraan Dunia

Hasil penelitian bertajuk Studi Rip Current di Pantai Selatan Yogyakarta yang dilakukan Ishak Putra Pangururan, Baskoro Rochaddi, dan Aris Ismanto, dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNiversitas Diponegoro Semarang menyebutkan fenomena rip current atau lebeng terjadi di hampir seluruh pantai di Jogja.

Baca juga: Waspada Rip Current, Ombak Penarik Manusia di Pantai Glagah

Rip current adalah arus yang bergerak dari pantai menuju ke laut yang dapat terjadi setiap hari dengan kondisi bervariasi mulai dari kecil, pelan dan tidak berbahaya, sampai arus yang dapat menyeret orang ke tengah laut. Hal ini terjadi akibat hubungan antara gelombang yang datang menuju pantai dan kondisi morfologi pantai (NOAA, 2005). Rip current terkonsentrasi melewati jalur sempit (rip chanel) yang mengalir kuat kearah laut dari zona hempasan melintasi gelombang pecah hingga ada di laut lepas-pantai (Sunarto, 2003).

Hasil penelitian yang dipublikasikan di Jurnal Oseanografi 2015 itu menyebutkan fenomena lebeng lebih dominan terjadi di pantai Jogja yang berada di kawasan Kulon Progo dan Bantul. Sementara lebeng di pantai Gunung Kidul cenderung lebih sedikit. Kecepatan rip current berbanding lurus dengan kemiringan pantai (slope).

Baca juga: Pesona Pantai Glagah dan Mitos Ratu Kidul

Hasil penelitian tersebut menjelaskan alasan mengapa ombak di Pantai Glagah, Parangtritis, serta Parangkusumo lebih ganas daripada pantai wisata lain di Jogja. Mengingat bahaya lebeng yang bisa terjadi sewaktu-waktu yang tidak dapat diprediksi secara pasti, maka wisatawan di pantai Jogja wajib hati-hati. Selama ini sudah banyak cerita tentang wisatawan terseret ombak besar di kawasan wisata pantai tersebut.

Kisah tragis dialami empat warga Musuk, Kabupaten Boyolali, yang hanyut di muara Sungai Serang, Pantai Glagah, Kulonprogo, DIY, pada Rabu (5/1/2022) sekitar pukul 17.30 WIB. Akibat insiden itu, dua orang selamat sedangkan dua korban lainnya ditemukan dalam kondisi tak bernyawa. Identitas keempat korban hanyut itu yakni Radinka Putri, 9; Ismadi, 47; Fatih Deandra Auliaska, 16; dan Zulfa Ulil Absa, 16, semuanya warga RT 006/RW 001, Pusporenggo, Musuk, Boyolali, dan masih satu hubungan keluarga. Ismadi dan Zulfa selamat sedangkan Aska dan Radinka meninggal dunia.

Kejadian semacam ini bukan yang pertama terjadi di Pantai Glagah. Jika ditelusuri, banyak peristiwa serupa yang terjadi di pantai tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya