SOLOPOS.COM - Ilustrasi pencabulan. (Freepik)

Solopos.com, SRAGEN -- Publik Sragen kembali dihebohkan oleh kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oknum pelatih silat, kali ini terjadi di Kecamatan Tanon.

Seorang oknum pelatih silat dari Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) di Tanon, EK, diduga mencabuli siswinya sendiri yang masih di bawah umur, AN, 15. Didampingi keluarga, AN telah melaporkan kasus pelecehan seksual yang dialaminya itu ke Mapolres Sragen. Kasus tersebut ditangani penyidik Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Sragen.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kasat Reskrim Polres Sragen AKP Guruh Bagus Eddy Suryana mewakili Kapolres Sragen, AKBP Yuswanto Ardi, mengatakan penanganan kasus dugaan pencabulan oknum pelatih silat terhadap siswinya itu masih dalam tahap penyelidikan.

“Saat ini sudah tahap penyelidikan dengan memeriksa saksi-saksi. Saat ini sudah ada lima saksi yang kita mintai keterangan [termasuk terlapor],” papar AKP Guruh Bagus Eddy Suryana, Jumat (11/12/2020).

Cerita Ketua Bawaslu Sragen Awasi Coblosan Pasien Covid-19: Tidak Asal Pakai APD

Informasi yang dihimpun Solopos.com dari sejumlah sumber, aksi bejat EK terhadap AN terjadi di tempat latihan, tepatnya di sebuah sekolah di Tanon, Jumat (2/10/2020) lalu, sekitar pukul 22.00 WIB.

Saat itu, korban disuruh pelatihnya melakukan ritual pendalaman ilmu. EK berusaha memperdaya AN dengan dalih ingin mentransfer ilmu kharismatik. Pada saat itulah, EK mencabuli korban. Tidak hanya itu, EK juga meminta AN berfoto tanpa busana.

Selanjutnya, foto itu diminta dikirimkan ke nomor Whats App (WA) dari EK yang bekerja sebagai guru wiyata bakti di sebuah sekolah di Sragen. Korban terpaksa menuruti permintaan EK karena disertai ancaman tertentu.

Menyelesaikan Persoalan

Kabar mengenai kasus pencabulan yang dilakukan oknum pelatih silat terhadap siswinya itu pun sudah menjadi perbincangan hangat di kalangan warga Sragen.

Seorang warga Tanon, AF, menilai perbuatan EK tidak bermoral.

“Sebagai seorang pelatih, seharusnya dia bisa mendidik dan memberi teladan yang baik kepada siswinya. Bukan malah bertindak melebihi batas kewajaran, bahkan merusak masa depan siswinya. Kami yang mendengar kisah itu tentu sangat geregetan terhadap oknum pelatih silat itu,” ujar AF, Jumat.

Deretan Artis Era 80-90an yang Masih Hot Hingga Sekarang

Ketua PSHT Sragen, Jumbadi mengaku sudah terjun sendiri ke Tanon untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Jumbadi menjelaskan laporan dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oknum pelatih silat itu sudah dicabut dari kepolisian.

“Masalah itu sudah diselesaikan secara organisasi. Ada sanksi dari organisasi. Dia sudah dikeluarkan dari organisasi. Segala atribut di tempat dia diambil semua. Dia tidak boleh mengadakan kegiatan latihan atau kegiatan yang mengatasnamakan organisasi. Dia otomatis diberhentikan atau dinonaktifkan dari organisasi karena perilakunya sudah melanggar ajaran dan aturan organisasi. Kartu anggotanya sudah disita,” tegas Jumbadi.

Sebelumnya, kasus pelecehan seksual oleh oknum pelatih silat di Kecamatan Gondang, Sragen, mencuat dan kini dalam penanganan kepolisian.

Bejat! Kasus Pelatih Silat Cabuli Siswi Terjadi Lagi di Sragen

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya