SOLOPOS.COM - Ilustrasi korban pelecehan seksual. (Freepik.com)

Solopos.com, BANYUMAS — Tidak betah tinggal di pondok pesantren, dua santriwati di Kabupaten Banyumas nekat berbohong dengan mengaku menjadi korban penculikan dan pemerkosaan.

Namun, ulah dua santriwati yang masih berusia belasan tahun itu akhirnya terbongkar saat menjalani konseling dengan petugas Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polresta Banyumas. Mereka akhirya mengaku bukan korban penculikan, tapi sengaja kabur dari ponpes karena tidak betah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Dua santriwati tersebut berinisial H, 14, dan R, 14. Terungkapnya kasus itu berawal dari pengaduan keluarga ke Polsek Wangon,” ujar Kapolresta Banyumas, Kombes Pol Edy Suranta Sitepu, Rabu (26/1/2022).

Baca juga: Bejat! Santriwati di Magelang Disekap dan Dirudapaksa, Pelaku 3 Orang

Edy mengatakan sebelumnya keluarga dari dua santriwati itu, yang berasal dari Subang, Jawa Barat (Jabar) dan Cakung, Jakarta Timur (Jatim) melaporkan kasus penculikan dan pemerkosaan. Mereka mengadu telah terjadi pemerkosaan dan penculikan kepada dua santriwati itu hingga dibuang di wilayah Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas, Jumat (21/1/2022).

Baik H dan R yang merupakan santriwati di sebuah ponpes di Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas, awalnya mengaku diculik saat tengah membeli jajanan di belakang ponpes, Kamis (20/1/2022). Keesokan harinya, mereka mengaku dibuang di wilayah Wangon.

“Atas dasar aduan itu, kami langsung melakukan penyelidikan,” ujar Kapolresta Banyumas.

Sementara itu, Kasatreskrim Polresta Banyumas, Kompol Berry, mengatakan penyelidikan itu diawali dengan mendalami pengakuan kedua santriwati itu. Saat pendalaman dan konseling oleh Kepala Unit PPA, Ipda Metri Zul Utami, kedua santriwati itu akhirnya mengakui bahwa mereka bukan korban penculikan. Mereka sengaja kabur dari pesantren karena tidak betah.

Baca juga: Cimplung, Makanan Khas Banyumas Bermandikan Emas

“Mereka menjadi santriwati sejak Juli 2021 dan mengaku tidak betah di pesantren, sehingg akabur dari pintu belakang pada Kamis, pukul 10.00 WIB. Mereka kemudian naik bus menuju Wangon,” katanya.

Ia mengatakan berdasarkan hasil konseling tersebut, dapat dipastikan bahwa kabar penculikan dan perkosaan dua santriwati merupakan laporan palsu atau bohong. Oleh karena itu, kata dia, pihaknya menyerahkan permasalahan dua santriwati itu kepada keluarga dengan pertimbangan keduanya masih di bawah umur.

“Saat ini, dua santriwati tersebut masih bersama orang tua atau keluarga. Rencana, dalam waktu dekat akan dilakukan konseling dan pemeriksaan psikologi oleh psikolog dari UPTD PPA Kabupaten Banyumas,” jelas Berry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya