SOLOPOS.COM - Murid memperhatikan guru yang menyampaikan materi di SMAN 1 Sragen Jl. Perintis Kemerdekaan No.16, Sragen, Kamis (7/10/2021). Sekolah menerapkan blended learning sehingga para murid di kelas dan di luar kelas bisa mengikuti materi. (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SRAGEN—Pemkab Sragen mencatat belum ada peserta didik yang terkonfirmasi positif dari hasil uji cepat antigen 2000-an sampel. Tambahan jam pelajaran, mata pelajaran penjaskes, dan ekstrakurikuler masih menunggu evaluasi Satgas Penanganan Covid-19 Sragen berikutnya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sragen Suwardi menjelaskan Disdikbud didukung Dinas Kesehatan Sragen rutin melakukan tes acak hingga lebih dari 2.000 sampel. Hasilnya tidak ada yang positif.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Kami rutin untuk menjaga PTM supaya  terjadi klaster. Setiap datang tetap diukur suhu tubuh dan pulang juga diukur. Ini upaya jangan sampai ada penularan di sekolah,” kata dia, Selasa (19/10/2021).

Baca Juga: Pemkab Wonogiri Atur Strategi Cegah Lonjakan Kasus Covid-19 Akhir Tahun

Menurut dia, kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) berjalan baik dan kesadaran murid menerapkan prokes sudah baik dan lancar. Para murid tidak perlu diberikan pengawasan khusus dari guru mengenai prokes.

Dia mengusulkan menambah durasi jam pelajaran untuk PTM yang semula tiga jam menjadi empat jam/hari untuk mengejar ketertinggalan materi. Namun izin kegiatan olahraga dan kegiatan ekstrakurikuler belum mendapatkan lampu hijau dari Satgas Penanganan Covid-19 Sragen sampai evaluasi pekan depan.

Wakil Kepala Bidang Humas SMAN 1 Sragen, Sucahyo Edi Subeno, menjelaskan sekolahnya masih menerapkan PTM dengan kapasitas 30% dari jumlah siswa sesuai instruksi Gubernur Jawa Tengah. Para guru berusaha memberikan materi yang ringin bagi para murid tapi sesuai standar

Baca Juga: PTM SMA/SMK di Wonogiri Pedomani Prosedur Provinsi

“Kami melakukan upaya pencegahan penularan pada PTM dengan mengecek anak yang tidak masuk. Besoknya dia masuk sekolah harus dengan surat keterangan dokter bebas Covid-19,” jelasnya.

Beno mengatakan jumlah peserta didik ada 1.087 siswa di sekolahnya. Ada sekitar 1100 siswa yang disuntik vaksin dosis kedua kemarin. Sejumlah siswa telah mengikuti vaksinasi melalui pemerintah desa.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya