SOLOPOS.COM - Kawasan karamba apung Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri. (Istimewa)

Solopos.com, WONOGIRI — Petani ikan karamba Waduk Gajah Mungkur atau WGM Wonogiri sudah 10 hari terakhir tidak mendapat suplai oksigen. Hal itu seiring tingginya kebutuhan oksigen medis untuk penanganan kasus Covid-19.

Akibatnya, kini bisnis ikan keramba waduk itu terancam lumpuh. Kelangkaan oksigen sudah dirasakan petani ikan beberapa pekan terakhir. Bahkan 10 hari terakhir tidak ada pasokan sama sekali.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Oksigen dibutuhkan agar ikan bisa dikirim dalam kondisi hidup kepada pembeli. Ketua Kelompok Tani Ikan Nila Kencana Wonogiri, Sugiyanto, mengatakan sejak 10 hari lalu sama sekali tidak mendapatkan oksigen.

Baca Juga: Momen Iduladha 2021, Kaum Boro Wonogiri Berbondong-bondong Mudik?

Pada situasi normal, jelasnya, petani ikan karamba WGM Wonogiri butuh dukungan oksigen untuk mengirim ikan agar sampai ke konsumen dalam kondisi hidup.

“Namun, dalam situasi kelangkaan oksigen saat ini, kami para petani ikan tidak bisa mendapatkan pasokan oksigen,” katanya kepada Solopos.com, Minggu (18/7/2021).

Saat awal-awal oksigen langka, Sugiyanto mengatakan para petani melakukan antisipasi. Ikan dikirim dalam bentuk ikan beku menggunakan es batu. Namun, omzet penjualan ikan turun drastis.

Baca Juga: Puluhan Difabel dan Petugas Kebersihan di Wonogiri Ikuti Vaksinasi di Kejari

Tidak Ada Pemesanan

Sugiyanto mengatakan normalnya ia bisa mengirim ikan ke Yogyakarta sebanyak lima kali dalam satu pekan dengan jumlah 4-5 kuintal sekali pengiriman. Namun selama PPKM darurat, ia hanya bisa mengirim satu kali dalam satu pekan.

Menurutnya, omzet penjualan para petani ikan karamba WGM Wonogiri turun drastis. Bahkan pada pekan depan tidak ada pemesanan ikan sama sekali.

“Kondisi ini sangat menyulitkan bagi kami. Jika untuk makan mungkin masih bisa. Tapi yang sulit itu membayar angsuran,” ujarnya.

Baca Juga: Satpol PP Wonogiri: Tindak Tegas Pedagang Ngeyel Saat PPKM Darurat, Tapi Tidak Didenda

Selain mempunyai karamba apung di perairan WGM, Sugiyanto juga memiliki rumah makan Pantai Gading Purba di tepi WGM. Ia tidak bisa berbuat banyak. Rumah makan miliknya itu tutup sejak PPKM darurat, 3 Juli 2021 lalu.

“Sudah nganggur berhari hari, warungnya tutup. Ada teman yang buka, tapi sepi. Tidak ada keseimbangan antara biaya tenaga dengan pendapatan. Saat ini sulit, benar-benar tidak kuat,” kata Sugiyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya