SOLOPOS.COM - Kondisi rumah warga di Dukuh Ngagel, Desa Sribit, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, ambruk lantaran struktur bangunan lapuk pada Jumat (16/9/2022). (Istimewa/Paryanto)

Solopos.com, SRAGEN—Para warga di Dukuh Ngagel, Desa Sribit, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Sabtu (17/9/2022) bergotong-royong memperbaiki rumah milik warga yang ambruk lantaran struktur bangunan rumah lapuk pada Jumat (16/9/2022).

Rencana rehab rumah milik warga itu sebenarnya sudah jauh hari direncanakan tetapi belum sempat terlaksana rumah sudah ambruk.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen, Agus Cahyono, saat dihubungi Solopos.com, Sabtu (17/9/2022), mengatakan BPBD ikut menangani rumah roboh tersebut pada Jumat sore.

Ekspedisi Mudik 2024

Rumah itu milik Syafrudin, 52, di lingkungan Dukuh Ngagel RT 001, Sribit, yang dihuni lima orang. Selama rumah Syafrudin belum berdiri, keluarga itu mengungsi ke rumah saudara yang berdekatan dengan rumah mereka.

“Rumah itu ambruk sekitar pukul 10.55 WIB. Dari dalam rumah terdengar suara bambu yang patah karena tidak kuat menahan beban struktur bangunan. Saat mendengar itu, pemilik rumah sadar rumah mau roboh. Pemilik rumah berusaha lari ke luar rumah untuk menyematkan diri. Selang beberapa saat rumah roboh. Jadi rumah roboh itu tidak ada angin dan tidak ada hujan. Robohnya rumah karena struktur bangunan yang sudah lapuk,” ujar dia.

Agus menerangkan rumah itu berukuran 5 meter x 6 meter dalam kondisi rusak berat dan tidak bisa ditinggali. Sejumlah perabot rumah di dalam otomatis rusak karena tertimpa material bangunan.

Dia menyebut kerugian material diperkirakan Rp5 juta karena strukturnya terdiri atas kayu dan bambu. Dia mengatakan BPBD sudah memberikan bantuan baik pangan maupun non pangan kepada keluarga korban.

Camat Sidoharjo, Agus Tri Pranoto, menjelaskan pemerintah desa setempat sudah memberi bantuan stimulan senilai Rp2,5 juta.

Para warga sekitarnya, kata dia, juga bergotong-royong menghimpun dana untuk membantu korban. Camat mengatakan dari pemerintah kecamatan berupaya mengajukan bantuan bedah rumah tidak layak huni ke Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan (UPTPK) melalui Dinas Sosial.

“Korban ini termasuk keluarga miskin karena masuk dalam data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS). Setiap bulannya juga mendapatkan bantuan pangan non tunai [BPNT]. Keluarga ini termasuk produktif karena suami istri bekerja,” ujarnya.

Agus menerangkan semula ketua RT setempat sudah mengkoordinasi warga untuk bergotong-royong merehab rumah korban yang kondisinya sudah lapuk. Dia mengatakan belum sempat rumah direhab warga ternyata sudah ambruk dulu. “Sebenarnya kondisi rumah seperti itu di Sidoharjo tidak banyak berbeda saat saya bertugas di Gesi,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya