SOLOPOS.COM - Kolom erupsi Gunung Merapi terlihat dari lantai III Setda Klaten, Jumat (27/3/2020) siang. (Istimewa)

Solopos.com, KLATEN – Gunung Merapi setidaknya mengalami empat kali letusan selama dua hari terakhir, Jumat-Sabtu (27-28/3/2020). Dari keempat erupsi  Merapi itu, tidak terjadi hujan abu di Klaten yang menyebabkan kepanikan.

Jadi, mereka tetap beraktivitas seperti biasa. Salah satu warga Dukuh Deles, Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Klaten, Sukiman, menjelaskan dari rentetan empat kali erupsi Merapi selama dua hari terakhir tidak menyebabkan hujan abu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kronologi Anak Hanyut di Bengawan Solo Akibat Lompat dari Jembatan di Wonosari Klaten

Kondisi serupa terjadi di Desa Balerante dan Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, yang berada di lereng Gunung Merapi wilayah Klaten.

Sukiman memastikan warga tidak panik dan tetap beraktivitas seperti biasa. Aktivitas seperti mencari pakan tetap mematuhi rekomendasi BPPTKG agar radius 3 km dari puncak Merapi steril dari aktivitas penduduk.

Tidak Panik

Lantaran tidak terjadi hujan abu, warga Kemalang, Klaten, lebih santai dan malah mengabadikan erupsi Merapi dengan kamera ponsel.

Lockdown Kampung Ala Wong Sragen, Bagaimana Aturannya?

“Tidak ada yang panik termasuk erupsi yang terjadi malam ini. Seperti biasanya, warga keluar rumah lihat gunung, nonton bareng, dan ada yang mengabadikan dengan kamera ponsel saat erupsi terjadi,” kata Sukiman saat dihubungi Solopos.com, Sabtu malam.

Meski tenang, Sukiman mengatakan warga tetap waspada. Tetapi kegiatan ronda malam memantau kondisi puncak gunung ditiadakan.

Hal itu dilakukan mematuhi imbauan pemerintah agar warga tak berkerumun untuk mencegah persebaran Covid-19.

Koordinasi

Selain itu, aktivitas ronda malam dengan berkumpul belakangan tak seintensif ketika awal-awal status Merapi naik ke level waspada pada 21 Mei 2018 yang masih bertahan hingga kini.

Warga memilih berkoordinasi memanfaatkan teknologi komunikasi dari rumah mereka masing-masing. Dengan demikian mereka lebih waspada jika sewaktu-waktu terjadi hujan abu di Klaten akibat erupsi Merapi.

Sempat ke Pasar, Anggota DPR Imam Suroso Meninggal Positif Corona

“Kami tidak ronda. Namun, koordinasi memantau kondisi gunung tetap dilakukan melalui HT [handy talky] dari rumah masing-masing. HT warga juga sudah terhubung dengan frekuensi seismogram Merapi. Ketika sinyalnya meliuk-liuk, kami keluar rumah dan melihat kondisi gunung. Saat ini setiap dua hari sekali di wilayah kami ada kegiatan penyemprotan disinfektan sekaligus koordinasi,” kata Sukiman.

Kepala Pelaksana BPBD Klaten, Sip Anwar, mengatakan tak ada dampak yang terjadi di wilayah Klaten meski Merapi beberapa kali mengalami erupsi sejak Jumat hingga Sabtu. Tidak ada hujan abu di Klaten akibat erupsi Merapi karena angin berembus ke barat.

“Warga Klaten terutama yang tinggal di lereng Merapi seperti Desa Sidorejo, Balerante, dan Tegalmulyo tetap tenang. Tidak ada dampak hujan abu karena memang arah angin cenderung ke barat,” kata dia.

Klaten Aman

Meski tak ada dampak, Sip Anwar memastikan logistik di BPBD tetap disiapkan untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu hujan abu mengguyur wilayah Klaten.

“Stok masker di BPBD untuk antisipasi hujan abu masih sekitar 12.000 lembar,” kata dia.

Orang Terkaya di Indonesia Sumbang Rp52 M buat Lawan Corona

Diberitakan Solopos.com sebelumnya, erupsi Merapi terjadi selama empat kali pada Jumat hingga Sabtu. Pertama terjadi pada Jumat (27/3/2020) pukul 10.56 WIB dan kembali terjadi pada pukul 21.46 WIB.

Merapi kembali erupsi pada Sabtu (28/3/2020) pukul 05.21 WIB dan terakhir pukul 19.25 WIB. Meski demikian dipastikan tidak terjadi hujan abu di Klaten akibat erupsi tersebut.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya