SOLOPOS.COM - Sam Bankman Fried. (Alameda Research)

Solopos.com, SOLO — Forbes memasuskan nama CEO FTX, Sam Bankman Fried, dalam daftar 400 orang Amerika Serikat (AS). Kini pria itu resmi menjadi orang termuda yang masuk dalam daftar orang paling tajir.

Sam yang berumur 29 tahun itu sebelumnya terkenal karena mengumpulkan kekayaan US$22,5 miliar atau setara dengan Rp319 triliun berkat pertumbuhan pesat FTX, bursa kripto yang ia dirikan dua tahun lalu dan dari investasi kriptonya sendiri.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sam dengan capaiannya itu kemudian disandingkan dengan pemilik Facebook, Mark Zuckerberg, salah satu orang berusia muda dengan kekayaan fantastis.

“Tujuan saya adalah bagaimana pencapaian saya memiliki dampak sosial,” kata Sam Bankman Fried soal tujuannya mendirikan FTX seperti dilansir suara.com, Minggu (10/10/2021).

Baca juga: OJK Dorong Anak SMP Punya Tabungan Digital, Ini Tujuannya

Kekayaan Sam, melansir dari Blockchainmedia, sebagian besar berasal dari bursa kripto miliknya, yang memungkinkan pedagang untuk membeli dan menjual aset digital seperti Bitcoin (BTC) dan Ether (ETH).

Selain itu, FTX juga melayani trading derivatif yang ingin membeli aset seperti Bitcoin options dan memungkinkan pengguna untuk memperdagangkan token saham.

Bursa tersebut juga telah berhasil mengumpulkan US$900 juta pendanaan dari Coinbase Ventures dan SoftBank pada Juli 2021 dengan valuasi US$18 miliar.

Semenara itu, perusahaan perdagangannya, Alameda Research, turut membukukan laba US$1 miliar tahun lalu.

Baca juga: Waduh, Indonesia Terancam Rugi Rp408 Triliun Akibat Perubahan Iklim!

Kripto adalah salah satu satu investasi pada aset crypto atau cryptocurrency yang kini populer. Banyak orang penasaran dengan uang kripto yang dianggap baru ini, sehingga sempat menjadi trending di berbagai media sosial.

Sisi Positif dan Negatif

Secara sederhana, seperti dikutip okezone.com, uang kripto dapat diartikan sebagai uang digital. Di antara pendapat banyak orang tentu saja ada yang pro dan ada juga yang kontra.

Bagi yang pro dengan uang kripto menilai sisi positifnya yakni terhindar dari inflasi, biaya transaksinya murah, praktis, dan cepat, fleksibel atau tak berafiliasi dengan bank, serta keuntungannya jelas.

Baca juga: Yes! 40 Rumah Produksi akan Dapat Bantuan Promosi Film, Segini Nilainya

Sedangkan mereka yang kontra berpendapat kripto berarti fluktuasi tinggi, tidak ada aturan perihal pemberhentian perdagangan sementara, tidak memiliki underlying asset, serta tidak memiliki legalitas bank sentral.

Bank Indonesia (BI) melihat dampak perdagangan aset kripto terhadap stabilitas sistem keuangan di Indonesia masih terbatas.

“Perdagangan aset kripto saat ini masih bersifat early stage, fasilitas yang dimiliki pedagang masih terbatas pada spot trading dengan jumlah transaksi aset kripto yang masih kecil, bila dibandingkan dengan transaksi saham,” tulis bank sentral dalam Kajian Stabilitas Keuangan no. 37 yang diluncurkan Rabu (6/10/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya