SOLOPOS.COM - Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Nizar Ali (dua dari kiri), menyerahkan SK pendirian Program Doktor (S3) Pendidikan Agama Islam kepada Rektor UMS Sofyan Anif di Gedung Siti Walidah, Kompleks UMS Pabelan, Kartasura, Sukoharjo, Jumat (7/7/2017) siang. (Iskandar/JIBI/Solopos)

Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) resmi mendirikan Program S3 Pendidikan Agama Islam.

Solopos.com, SOLO—Program Doktor atau S3 Pendidikan Agama Islam itu berdasarkan SK Direktur Jenderal POeIslam Kemenang No. 3391 tahun 2017.

Promosi Jelang Lebaran, BRI Imbau Nasabah Tetap Waspada Modus Penipuan Online

“Kami bersyukur pengajuan proposal disetujui dalam waktu singkat. SK ini diserahkan langsung Direktur Perguruan Tinggi [PT] Keagamaan Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Nizar Ali,” ujar Rektor UMS Sofyan Anif ketika memberi sambutan pada Penyerahan SK Izin Pendirian Program Doktor (S3) Pendidikan Agama Islam di Gedung Siti Walidah, Kompleks UMS Pabelan, Kartasura, Sukoharjo, Jumat (7/7/2017) siang.

Salah satu alasan mendirikan program studi tersebut adalah historis-kebangsaan, ideologis, dan filosofis. Dari S3 Pendidikan Islam dengan spesialisi kajian demokrasi dan multikulturalisme, UMS berharap menjadi leader dalam menyelesaikan persoalan bangsa.

Dia mengatakan UMS berdiri 1958 yang diawali dengan berdirinya IAIN dan IKIP Muhammadiyah Surakarta Cabang Jakarta. Dilihat dari usianya, dosen pada Fakultas Ilmu Agama hampir semua sudah senior dan doktor. “Mudah-mudahan ini membawa manfaat sebesar-besarnya bagi kita semua. Terutama perkembangan positif bagi Persyarikatan Muhammadiyah dan bangsa serta negara. Terutama dalam mengatasi persoalan-persoalan yang sekarang dihadapi.”

Ketua Program Studi S3 Pendidikan Agama Islam UMS, Musa Asy’arie, mengatakan pendirian program tersebut merupakan prestasi yang layak diapresiasi. Prestasi tersebut bukan turun dari langit, melainkan karena yang berkompeten saat visitasi menilai UMS pantas mendapatkan izin.

Program Doktor di UMS akan dikaitkan dengan demokrasi dan politik kulturalisme. “Kita mau belajar ke mana? Timur Tengah sudah hancur-hancuran, hanya negeri kita yang masih layak. Saya kira sampai ke depan negeri ini akan berhadapan dengan masalah yang ditimbulkan oleh Islam sebagai agama yang dipeluk mayoritas rakyat Indonesia,” ujar dia.

Kondisi itu yang akan menjadi kekuatan Program Doktor Pendidikan Islam di UMS. Pihaknya berharap fokus kajian ini menjadi kontribusi UMS buat bangsa. Dia menilai Indonesia sudah mengalami devisit bangsa, kearifan mengelola demokrasi, serta multikulturalisme. Karena itu peranan ini harus diambil oleh UMS sebagai universitas yang ada di tengah-tengah masyarakat multikultural.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya