SOLOPOS.COM - Perwakilan media massa mengisi materi dalam Media Gathering BPJS Kesehatan Kedeputian Wilayah Jateng-DIY di Hotel Grand Artos Magelang, Jumat (20/10/2017). (Bernadheta Dian Saraswati/JIBI/Harian Jogja)

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan terus mendorong setiap daerah meningkatkan kepesertaannya

Harianjogja.com, MAGELANG-Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan terus mendorong setiap daerah meningkatkan kepesertaannya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ditargetkan, tahun depan sudah banyak kabupaten/kota yang mencapai Universal Health Coverage (UHC), kendati beberapa daerah seperti Jogja sudah mampu mencapainya pada akhir tahun ini.

UHC adalah kondisi dimana seluruh masyarakat dalam suatu daerah sudah tercover oleh jaminan kesehatan, dalam hal ini melalui Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) program BPJS Kesehatan. Suatu daerah dinyatakan UHC saat kepesertaannya 95% mengingat pencapaian 100% sulit dilakukan karena ada kelahiran baru.

“Target awal tahun depan sudah ada kabupaten/kota yang sudah Universal Health Coverage. Jogja sudah 92,9 persen, sudah hampir UHC. Kurang setitik [kurang sedikit],” kata Deputi Direksi Wilayah Jateng-DIY, Aris Jatmiko kepada awak media dalam acara Media Gathering BPJS Kesehatan Kedeputian Wilayah Jateng-DIY di Hotel Grand Artos Magelang, Jumat (20/10/2017).

Ia berharap, masyarakat DIY-Jateng semakin menyadari pentingnya menjadi peserta BPJS Kesehatan. Saat ini, dari jumlah penduduk di DIY-Jateng sekitar 39 juta, sudah ada 27 juta penduduk yang menjadi peserta JKN-KIS.

Menurutnya jumlah tersebut akan terus ditingkatkan melalui berbagai cara, seperti kemudahan membayar iuran dan mendapatkan akses informasi yang dapat dilakukan secara online.

Kanal-kanal pendaftaran juga dibuka seperti www.bpjs-kesehatan.go.id, drop box di kecamatan, care center BPJS Kesehatan 1500.400, mobile customer service, dan masih banyak lagi. “Terima kasih juga atas bantuan media. Kita membangun sinergitas untuk mengawal program JKN,” kata Aris.

Sementara itu, secara nasional jumlah peserta JKN-KIS sudah mencapai 183 juta penduduk. Asisten Deputi SDM, Umum, dan Komunikasi Publik Kedeputian Wilayah Jateng-DIY, Abdul Azis menyampaikan, pencapaian kepesertaan Indonesia terbesar di seluruh dunia.

Beberapa negara sudah memiliki jaminan kesehatan, tetapi membership atau jumlah pesertanya tidak sebesar Indonesia.

Menurutnya jumlah kepesertaan dan kesadaran peserta untuk membayar iuran perlu ditingkatkan. Azas gotong royong dalam BPJS Kesehatan membuat si sehat ikut menanggung biaya perawatan si sakit. Ia menjelaskan, dengan azas gotong royong tersebut, satu pasien demam berdarah dengue (DBD) dibiayai oleh 80 peserta sehat, satu pasien sectio caesaria dibiayai 135 orang sehat, dan satu pasien kanker dibiayai 1.253 orang sehat.

Lebih lanjut, Azis mengatakan, keberadaan program JKN-KIS membawa dampak positif pada bidang ekonomi.

“Fasilitas kesehatan seperti apotek, klinik, dokter keluarga semakin tumbuh seiring meningkatkan program JKN. Kemudian dimana ada fasilitas kesehatan, ada warung makan di situ. Jadi ekonominya ikut tumbuh,” katanya.

Ia memprediksi, pada saat UHC sudah tercapai pada 2019 nanti, akan lahir 2,3 juta lapangan kerja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya