SOLOPOS.COM - Berbagai jenis lampion dan pernik-pernik tradisi Tionghoa dijual di Toko KGH, Pasar Gede, Solo, Jawa Tengah, Jumat (23/1/2015). Lampion yang diimpor langsung dari Tiongkok tersebut dijual dengan harga Rp30.000 hingga Rp350.000 tergantung ukuran dan kualitas bahan. (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Tahun Baru Imlek segera datang, pemesanan lampion bikinan Solo naik 25%.

Solopos.com, SOLO — Pengrajin lampion di Solo kebanjiran pesanan menjelang datangnya perayaan Tahun Baru 2566 Imlek yang jatuh Kamis (19/2/2015). Pemilik Solo Chrisant Florist, A. Hanif Marimba, mengaku penjualan lampionnya meningkat 25% dari Imlek tahun lalu yang hanya 2.500 pesanan lampion menjadi hampir 3.500 lampion. Sedangkan penjualan komoditas itu naik 200% sampai 300% dari hari biasanya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut pria yang akrab disapa Hanif itu pemesan lampion menjelang Tahun Baru Imlek kebanyakan berasal dari luar daerah seperti Bali, Jakarta, dan Jogja. Sedangkan untuk di Solo, ia sengaja membuka kios lampion di tokonya yang berlokasi di Jl. Arifin, Ruko Widuran No. 11, Solo. “Kami sudah kebanjiran pesanan sejak September 2014, bahkan sampai Januari 2015 ini sekitar 2.000 lampion sudah kami kirim,” jelas dia saat dijumpai Solopos/com di rukonya, Minggu (25/1/2015).

Ekspedisi Mudik 2024
Pemilik Solo Crisant Florist sedang  merapikan sejumlah lampion di tokonya, Jl. Arifin, Solo, Minggu (25/1/2015). (Ibda Fikrina Anda/JIBI/Solopos)

Pemilik Solo Crisant Florist sedang merapikan sejumlah lampion di tokonya, Jl. Arifin, Solo, Minggu (25/1/2015). (Ibda Fikrina Anda/JIBI/Solopos)

Meskipun 2.000 lampion berbagai tipe sudah ia kirim, Hanif mengatakan masih banyak pesanan lampion dari sejumlah hotel, mal, dan pertokoan di Solo menjelang Tahun Baru Imlek ini. Sekitar 50 macam lampion ia tawarkan dalam ukuran yang berbeda-beda.

Hanif mengatakan lampion miliknya merupakan handmade dari para pengrajin lampion di sekitar kediamannya. Harga lampion tersebut berkisar antara Rp25.000 sampai Rp340.000, tergantung dari tingkat kesulitan dan ukuran lampion.

“Lampion berukuran 20 sentimeter seharga Rp25.000/buah, tetapi kalau konsumen mau pesan ukuran besar kami juga bisa membuatnya. Seperti yang terakhir kami buat lampion dengan diameter 1 meter. Dulu sempat juga bikin sampai 2 meter,” paparnya.

Banyaknya pesanan lampion dari berbagai daerah membuat omzetnya juga naik. Selama musim Imlek, ia bisa mengantongi keuntungan hingga Rp120 juta. Angka itu dua kali lipat lebih tinggi daripada keuntungan penjualan lampion di luar Imlek.

Setiap hari, Hanif dan 25 pengrajinnya mampu memproduksi 100 lampion. “Kami mampu bersaing dengan gempuran produk impor dari sejumlah negara. Lampion kami semuanya dibuat dengan tangan, selain itu bahan kain dan rotannya pun berkualitas tinggi sementara harga cukup terjangkau,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya