SOLOPOS.COM - Acara makan bersama di atas meja panjang atau Tuk Panjang menjadi salah satu ikon perayaan Pasar Imlek Semawis di kawasan Pecinan, Semarang. (Imam Yuda Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

Tahun baru Imlek, perayaannya di Kota Semarang, dimeriahkan dengan agenda Pasar Imlek Semawis di kawasan Pecinan.

Semarangpos.com, SEMARANG – Menyambut Tahun Baru Imlek, komunitas Tionghoa yang tinggal di kawasan Pecinan, Semarang, kembali menggelar acara Pasar Imlek Semawis. Namun, di tengah kemeriahan acara yang digelar di sepanjang Jl. Wotgandul Dalam-Gang Pinggiran, mulai Selasa-Kamis (24-26/1/2017), itu rupanya terselip cerita yang tidak menyenangkan dari salah seorang pengunjung.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah seorang pengunjung yang menggunakan akun Facebook Anny Poespo bercerita tentang pengalaman tidak menyenangkannya saat berkunjung ke Pasar Imlek Semawis pada dinding Grup Facebook MIK Semar, Rabu (25/1/2017) malam. Ia mengeluhkan harga seporsi bakso yang dijual di salah satu stan kuliner di Pasar Imlek Semawis yang dirasa tidak enak, tapi harganya mahal, yakni Rp25.000 per porsi.

“Beli bakso di Semawis. Duh, mahalnya rasa enggak karuan. Selevel bakso kelilingan banyak campuran patinya, satu mangkok tanpa mie, hanya sayuran dan taoge isi lima buah bakso harga Rp25.000. Mie ayam bakso Rp25.000, mie goreng spesial Rp25.000 [ini masih lumayan]. Baksonya itu enggak masuk akal. Buat warga Semarang yang mau jajan ke Semawis hati-hati. Tanyakan dulu harganya karena penjual tidak memasang harga. Ngepruk apa mremo. Ini di stan lho.. hati-hati ya,” tulis pengguna akun Anny Poespo di dinding Facebook Grup MIK Semar, Rabu malam.

Keluhan pengguna akun Anny Poespo itu pun mengundang respons dari para netizen member Grup MIK Semar. Banyak yang menilai keluhan pengguna akun Anny Poespo sebagai jeritan konsumen. Namun tak jarang juga netizen yang mencibir keluhan pengguna akun Anny Poespo itu.

“Kalau jajan sudah bisa bayar berarti murah. Itu risiko lo [Anda] sudah di daerah wisata dinikmati saja ya,” tulis pengguna akun Aris Mawardi.

Ketoro rak tau rono ik [kelihatan enggak pernah ke sana]. Namanya juga tempat wisata harus pintar-pintar pilih-pilih,” sambung pengguna akun Agusta Jeffry.

Sabar njih bu {sabar ya bu]. Malah dibully… Buat pengalaman saja bu… Sing bully duid [uang] 25 [Rp25.000] iku sitik [itu sedikit] bu. Jadi enggak eman [sayang],” tulis pengguna akun Rara Widjaya.

Mremo tenan kui [meras benar itu]. Ijek murah nang dugderan [masih murah di Dugderan]. Maklum festivale wong sugih dianggap sing teko sugih kabeh [Maklum festivalnya orang kaya, yang datang dianggap kaya semua],” ujar pengguna akun Bedjo Rahardjoe.

“Kalau di Semawis memang rata-rata segitu dan itu masih termasuk standar dengan pembanding pedagang lain di Semawis. Saran saja, kalau memang mau ke Semawis bawa uang yang lebih kan Semawis juga salah satu destinasi wisata Kota Semarang,” jelas pengguna akun Akwila Nursanti.

“Makasih Bu Anni sudah diingatkan. Buat yang lain saya rasa postingan ini enggak ada salahnya. Jadi yang mau dolan [main] ke sana jadi lebih hati-hati kalau mau jajan,” tulis pengguna akun Rita Dewi.

“Colek PANITIAPASARSEMAWIS2017. Iki lho ono masalah ndang selesekno ben Pasar Semawis payu [Ini loh ada masalah buruan diselesaikan biar Pasar Semawis laku],” tulis pengguna akun Megawati Putri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya