SOLOPOS.COM - Ilustrasi hujan. (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Harianjogja.com, JOGJA-Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Jogja memperkirakan daerah ini akan diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga sedang pada malam pergantian tahun dari 2013 ke 2014.

“Hujan diperkirakan turun secara merata di wilayah DIY saat malam tahun baru dengan intensitas 20 milimeter hingga 50 milimeter (mm) per hari,” kata Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jogja Tony Agus Wijaya di Jogja, Senin (30/12/2013).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Menurut dia, potensi hujan pada saat malam pergantian tahun tersebut dipengaruhi oleh munculnya badai tropis di sisi barat Australia, selain karena pada Januari sudah memasuki puncak musim hujan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Tony mengatakan, meskipun keberadaan badai tropis tersebut cukup jauh dari DIY, namun dampak dari badai itu masih meningkatkan potensi curah hujan di wilayah tersebut.

Selain meningkatnya curah hujan, dampak badai tropis tersebut adalah meningkatnya kecepatan angin dan tinggi gelombang di laut selatan DIY.

“Kecepatan angin bisa mencapai 30 kilometer per jam atau cukup kencang, dan tinggi gelombang bisa mencapai dua hingga tiga meter,” katanya.

Gelombang laut selatan yang cukup tinggi tersebut, lanjut Tony, juga perlu diwaspadai oleh wisatawan yang menghabiskan libur akhir tahun mereka di pantai selatan.

Tony menambahkan, puncak musim hujan di DIY akan terjadi pada Januari dan Februari dengan curah hujan mencapai lebih dari 100 milimeter per hari atau hujan turun dengan sangat lebat.

“Tidak ada gangguan cuaca jangka panjang, namun masyarakat tetap diminta waspada terhadap kemungkinan gangguan cuaca jangka pendek yang menyebabkan cuaca ekstrim,” katanya.

Sementara itu, Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Subandrio mengatakan status Gunung Merapi masih aktif normal.

“Tidak ada larangan untuk mendaki Gunung Merapi. Namun kami merekomendasikan agar pendakian tidak dilakukan hingga ke puncak, tetapi hanya sampai di Pasar Bubrah, atau batas vegetasi terakhir sebelum puncak,” katanya.

Kondisi gunung api yang masih aktif, dan hujan dengan intensitas sedang yang berpotensi terjadi di Merapi, menjadi salah satu alasan pemberian rekomendasi pendakian tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya