SOLOPOS.COM - Ilustrasi PLN (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Solopos.com, SOLO — Beban listrik saat malam pergantian tahun diperkirakan tetap akan normal. Hal ini karena trafik pengunjung tidak seramai saat Lebaran.

Pejabat Humas Perusahaan Listrik Negara (PLN) Area Solo, Soeharmanto, mengatakan beban listrik yang cenderung normal tersebut juga disebabkan banyaknya perusahaan atau pabrik yang libur. Dia menuturkan beban listrik selama Natal hingga tahun baru diperkirakan sebanyak 510 MW-520 MW.

Promosi BRI Pastikan Video Uang Hilang Efek Pemilu untuk Bansos adalah Hoaks

“Kalau kesiapan untuk menghadapi gangguan, kami membuat 11 posko yang ditempatkan di masing-masing rayon. Kami juga menyiagakan gudang 24 jam sehingga kalau membutuhkan alat atau material listrik baru bisa segera diperbaiki,” ungkap Soeharmanto kepada wartawan, Jumat (27/12/2013).

Menurut dia, pihaknya juga menyiagakan dua tim di masing-masing posko sehingga walau ada kerusakan jaringan pada malam hari bisa langsung tertangani. Meski begitu, diakuinya kontrol terhadap trafo belum bisa berjalan maksimal karena ada sekitar 15.000 trafo di Soloraya. Oleh karena itu, pihaknya meminta kerja sama masyarakat, ketika setiap sore sering terjadi penurunan tegangan untuk segera melapor ke PLN.

Mengenai pengajuan pembukaan daya untuk acara tahun baru, Soeharmanto mengatakan pengajuannya sangat sedikit jika dibandingkan Lebaran. Pengajuan penambahan daya saat tahun baru hanya dilakukan oleh kalangan rumah tangga. Hal ini karena perusahaan biasanya memiliki genset sehingga tidak mengajukan tambahan daya ke PLN.

“Daya yang diinginkan masyarakat biasanya hingga 4.400 VA. Kalau dibandingkan dengan tahun lalu, pengajuan tambah daya lebih banyak tahun lalu. Saat ini laporan yang sudah masuk di masing-masing unit hanya ada 3-10 pengajuan [tambah daya saat tahun baru],” paparnya.

Soeharmanto juga mengimbau untuk melaporkan penambahan daya ke PLN, terutama di wilayah Slamet Riyadi, Pasar Kliwon, Jajar, dan Mojosongo. Hal tersebut karena trafo di empat lokasi tersebut sudah overblast. Selain itu, dia juga menuturkan saat ini gencar menekan tunggakan pembayaran dari 62.000 rekening yang menunggak hingga Rp14 miliar atau 5% dari Rp280 miliar.

“Target kami, tunggakan pembayaran dibawah Rp1 miliar. Oleh karena itu, saat ini kami sedang bekerja keras untuk mekenan angka itu sehingga libur pun tetap masuk dan berkeliling ke pelanggan yang menunggak pembayaran,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya