SOLOPOS.COM - Ilustrasi Tes Swab (Detik.com)

Solopos.com, SRAGEN — Pondok Pesantren (Ponpes) Trensains Muhammadiyah Sragen memperketat proses penyambutan ratusan santri dari berbagai daerah di Tanah Air jelang dimulainya tahun ajaran baru.

Direktur Ponpes Trensains Sragen, Fahrur Roni, mengatakan santri Trensains tersebar di 27 provinsi di Indonesia. Paling jauh, santri Trensains berasal dari Bumi Papua.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ratusan santri ini sudah diliburkan dua pekan sebelum Lebaran atau pada akhir April lalu. Semua santri diwajibkan sudah sampai di Ponpes Trensains pada Sabtu (12/6/2021) lalu.

Baca juga: Siap-Siap! Anak Muda Sragen Bakal Di-Swab Antigen Acak!

Ekspedisi Mudik 2024

“Karena santri kita sebagian besar dari jauh, maka prosedur kedatangan santri kami atur seketat mungkin,” terang Fahrur Roni kepada Solopos.com, Selasa (15/6/2021).

Sebelum berangkat ke pondok, lanjut dia, pihaknya mewajibkan para santri menjalani tes swab dan isolasi mandiri [isoman] di rumah masing-masing selama 14 hari.

“Orang tua harus membuat surat pernyataan bermaterai yang menyebutkan anaknya benar-benar telah menjalani isoman di rumah,” urai Fahrur Roni.

Baca juga: Tekan Persebaran Covid-19, Bupati Sragen Minta Warga Sabtu-Minggu di Rumah Saja

Tidak hanya itu, semua santri tidak diperbolehkan berangkat sendiri dari rumah dengan naik kendaraan umum. Mereka harus didampingi orang tua hingga tiba di ponpes menggunakan kendaraan pribadi.

Dijemput Pengurus Ponpes

Bagi santri yang mengharuskan balik ke ponpes melalui jalur udara, mereka semua akan dijemput oleh pengurus ponpes di Bandara Internasional Juanda di Sidoarjo, Jawa Timur.

“Sesampainya di pondok, semua santri harus melalui serangkaian pemeriksaan kesehatan dengan melibatkan petugas medis dari puskesmas setempat. Mereka juga di-swab antigen sesampainya di pondok,” jelas Fahrur Roni.

Baca juga: Rp4,2 Miliar Lagi untuk Penataan Wisata Bayanan Sragen, Ini Fasilitas yang Dibangun

Jadi, ungkap dia, semua santri harus dua kali swab yakni satu di rumah dan kedua sesampainya di pondok. Setelah dipastikan negatif, para santri tetap diharuskan menjalani isolasi mandiri lagi di pondok.

“Mereka tetap akan dikarantina. Setelah tidak ada kendala, aktivitas di pondok baru bisa dimulai,” beber dia menegaskan.

Prosedur penyambutan santri itu juga berlaku untuk semua ustaz dan ustazah. Namun, proses penyambutan ustaz dan ustazah dilakukan lebih cepat yakni mulai 5 Juni lalu.

Lebih lanjut dia mengatakan para ustaz dan ustazah ini juga sudah didaftarkan sebagai peserta yang bakal divaksin Covid-19.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya