Yaa Qowiyyu yang lekat dengan sebaran apam di Jatinom, Klaten, mengandung nilai-nilai penting yang membuat tradisi itu bisa bertahan di masyarakat selama ratusan tahun.
Para pencopet ini biasa beraksi di bus hingga berkeliaran di kerumunan warga saat digelar pengajian umum atau konser musik. Umumnya, mereka berbagi peran untuk merampas dompet, ponsel hingga barang berharga lain.
Tradisi Yaa Qowiyyu telah berlangsung sejak abad ke-16 diprakarsai oleh ulama besar Kiai Ageng Gribig, yang menyebarkan agama Islam di wilayah Jatinom.
Sri Seyawati membeberkan resep kunci membuat adonan apem Yaa Qowiyyu Jatinom Klaten yang mampu menjaga tekstur apem sehingga bisa tahan sampai seminggu.
Pada gelaran Yaa Qowiyyu tahun ini, sebaran apam memang ditiadakan. Namun Sebagai gantinya, apam bakal dibagikan menggunakan jasa pengendara ojek online (ojol).