Bahwa tidak ada seorang pun yang boleh dihukum karena pikirannya. Seorang pejabat publik harus siap dikritik secara personal maupun dalam urusan kebijakan.
Antonio Gramsci, filsuf Italia, dalam buku The Prison Notebook, mengatakan semua manusia adalah intelektual, tetapi tidak semua orang dalam masyarakat memiliki fungsi intelektual.
Demi mesra dengan kekuasaan, sering lahir persekongkolan intelektual yang melegitimasi penguasa melalui perannya sebagai “pendapat ahli”. Jati diri sebagai intelektual kadang menjadi terlupakan atas tugas utamanya sebagai penjaga moral dan pemegang kebenaran. Kaum intelektual lupa agenda menjaga dan mencerdaskan publik supaya pusaran demokrasi sesuai amanah konstitusi.
Gagasan ini dimuat Harian Solopos esisi Selasa, 16 Februari 2021. Esai ini karya Damar Tri Afrianto, dosen di Institut Seni dan Budaya Indonesia Sulawesi Selatan.