SOLOPOS.COM - Ilustrasi Tes Swab (Detik.com)

Solopos.com, SOLO — Pemerintah Kota (Pemkot) Solo sudah menentukan 29 sekolah sasaran kegiatan surveilans uji swab acak untuk bulan November ini. Pelaksanaan surveilans Pemberlakuan Tatap Muka (PTM) program Kementerian Kesehatan (Kemenkes) itu akan dimulai pekan depan.

Berdasarkan evaluasi surveilans tahap pertama, pemakaian masker dan penerapan protokol kesehatan ketat masih menjadi perhatian. Di samping itu, penolakan dari orang tua siswa sekolah sasaran juga jadi kendala.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, berharap tidak ada penolakan dari orang tua siswa pada swab acak kali ini. Ia mengatakan seharusnya orang tua dan sekolah di Solo bersyukur menjadi sasaran swab acak.

Baca Juga: Pertama Jadi Dandim Langsung Ditugaskan di Solo, Ini Cerita Letkol Devy

Program itu bertujuan mendeteksi dini persebaran virus SARS CoV-2 agar penanganan lebih cepat. “Kami sosialisasikan secara umum tanpa menyebut waktu. Kalau waktunya saya sampaikan, siswa di sekolah itu bisa sengaja tidak masuk [sekolah]. Harapannya, tidak terjadi penolakan,” katanya kepada wartawan di Balai Kota, Senin (15/11/2021).

Sekolah yang dipilih acak dan tidak memiliki indikator khusus berdasarkan data yang diserahkan oleh Dinas Pendidikan (Disdik), Kementerian Agama, dan Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VII. Hasil surveilans tahap pertama ditemukan 107 sampel positif Covid-19.

33 Guru dan Siswa Per Sekolah

Total 2.326 sampel diambil dari 29 sekolah jenjang SD, SMP, dan SMA/SMK. “Tahap kedua, jumlah sasaran sama. Jumlah yang diambil swab per sekolah juga sama, yakni 33 orang, siswa dan guru,” jelas Ning, panggilan akrabnya.

Baca Juga: Buru-Buru Tinggalkan Laga Persis Solo, Gibran: Meh Nonton Ikatan Cinta!

Sekretaris Disdik Kota Solo, Dwi Ariyatno, menyampaikan pada surveilans tahap pertama, pengambilan sampel uji swab acak menyasar 17 tingkat SD sederajat, delapan SMP sederajat, dan empat SMA/SMK sederajat. Jumlah itu 10% dari total sekolah di Solo yang menggelar PTM terbatas.

“Saat ada temuan kasus, ada tracing, testing, dan treatment. Kalau menilik angkanya, jumlahnya tidak banyak, meski sebenarnya kan kita enggak boleh melihat perbandingan angkanya. Poinnya, kami tetap harus menjalankan protokol kesehatan ketat,” ungkap Dwi.

Baca Juga: Festival Ayo Membaca Hadir Kembali di Solo, Banyak Agenda Menarik Lho!

Selain program surveilans Kemenkes, Disdik juga siap menguji swab acak sekolah-sekolah yang diketahui melanggar protokol kesehatan. Uji swab itu dilakukan untuk mencegah persebaran Covid-19.

“Bukan kami mencari yang paling baik, tapi kalau entitas di sekolah itu melanggar protokol kesehatan, bukan tidak mungkin ada kasus, meski ada faktor lain yang menentukan. Makanya, perlu evaluasi,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya