SOLOPOS.COM - Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida. (japantimes)

Solopos.com, TOKYO — Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, Rabu (23/2/2022) mengatakan pemerintahannya menjatuhkan sanksi terhadap Rusia atas tindakannya di Ukraina.

Dia menyebut langkah Rusia itu sebagai pelanggaran serius terhadap kedaulatan Ukraina dan hukum internasional.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebvelumnya, negara-negara Barat pada Selasa (22/2/2022) memberlakukan sanksi-sanksi baru terhadap bank dan elite Rusia setelah negara itu mengirimkan pasukan ke wilayah separatis di Ukraina timur.

Kishida mengatakan, sanksi Jepang tersebut mencakup larangan penerbitan obligasi Rusia di Jepang dan pembekuan aset orang-orang Rusia tertentu serta membatasi perjalanan ke Jepang.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Wow! Pemilik BMW di Amerika Gratis Isi Daya Listrik Dua Tahun

“Tindakan Rusia sangat jelas membahayakan kedaulatan Ukraina dan melawan hukum internasional. Kami sekali lagi mengkritisi tindakan ini dan sangat mendesak Rusia untuk kembali ke pembahasan diplomatik,” kata Kishida.

“Situasinya masih cukup tegang dan kami akan terus mengawasinya dengan cermat,” ujarnya.

Kishida menjelaskan, perincian sanksi tersebut akan dimatangkan dan diumumkan dalam beberapa hari ke depan. Jepang. menurutnya,  memiliki cadangan minyak dan gas alam cair (LNG) yang cukup, sehingga krisis di Ukraina tidak berdampak signifikan terhadap pasokan energi dalam jangka pendek.

Jika harga minyak naik, kata dia, Jepang akan mempertimbangkan semua langkah yang mungkin untuk mengurangi dampaknya terhadap perusahaan dan rumah tangga.

Baca Juga: AS Jatuhkan Sanksi Pertama untuk Rusia Atas Tindakannya di Ukraina

Kishida mengatakan Jepang akan tetap berhubungan erat dengan negara-negara G7 lainnya dan masyarakat internasional. “Apabila situasinya memburuk, kami akan bergerak cepat untuk mengambil tindakan lebih lanjut,” tambahnya.

Pasar Jepang ditutup pada Rabu (23/2/2022) karena hari libur nasional.

Berbeda dengan pendekatan diplomatiknya yang lebih lembut kepada Rusia di masa lalu, sikap Jepang saat ini lebih tegas untuk mengamankan kembalinya pulau-pulau yang diduduki Rusia pada akhir Perang Dunia II.

Hubungan Jepang dengan Rusia juga terbangun dari ketergantungannya pada Rusia untuk memenuhi kebutuhan energi.

Pada 2021, Rusia menyumbang lebih dari 12 persen kebutuhan batu bara termal Jepang dan hampir sepersepuluh kebutuhan LNG-nya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya