SOLOPOS.COM - Petani garam di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, memaksimalkan lahan untuk produksi garam, Jumat (28/7/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Kutnadi)

Menteri Susi Pudjiastuti mengakui banyak kartel garam yang memainkan harga garam.

Solopos.com, SURABAYA — Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengakui ada pekerjaan besar yang membuat Indonesia tidak bisa swasembada garam. Salah satunya, dia mengakui ada banyak kartel garam yang bermain yang membuat harganya menjadi murah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Susi mengatakan, Indonesia tidak swasembada garam padahal memiliki panjang pantai yang luas karena harganya yang sangat murah sekali. Selain itu, katanya, di sini banyak kartel yang bermain.

“Garam langka, kita tidak swasembada, itu PR pak, tapi enggak bisa dilemparkan ke KKP sendiri. Industrialisasi bukan kerjaan kami, tata niaga bukan kerjaan kami. Kerja saya membantu petani produksinya naik kualitasnya baik, harganya juga ikut baik. Kerja capek-capek masak harga murah,” kata Susi saat mengisi acara Orasi Ilmiah dan Talkshow Pembangunan Ekonomi Maritim di Unair Surabaya, Jumat (11/8/2017).

Menurut Susi, ada importir garam yang tidak pakai bea masuk apa-apa. Ketika melihat pasar butuh garam, garam impor langsung dibocorkan akhirnya garam petani hanya dihargai Rp200/kg. Itulah yang membuat harga garam petani selalu murah.

Susi meminta semua pihak untuk ikut menjaga proses impor garam yang tengah dilakukan oleh PT Garam (Persero) agar tidak merembes ke pasar. “Saya yang pertama bisa mengoal-kan UU No. 7 Tahun 2016, akhirnya KKP punya hak memberikan rekomendasi impor garam. Sekarang yang boleh konsumsi impor hanya PT Garam, maka harus kita jaga yang impor ini untuk diolah, bukan dibocorkan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya