SOLOPOS.COM - Foto dari polisi soal kondisi Surya Anta Ginting di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok. (Suara.com/dok polisi)

Solopos.com,  JAKARTA — Polri mengakui tidak memberikan izin kepada Juru Bicara Front Rakyat Indonesia untuk West Papua Surya Anta berobat di luar Rumah Tahanan Polda Metro Jaya. Berdasarkan informasi Veronica Koman di Twitter, Surya Anta dikabarkan sakit di tahanan.

Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra menjelaskan bahwa penyakit yang diderita Surya Anta dinilai tidak terlalu parah. Karena itu Polri menganggap kondisi itu masih bisa ditangani Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Metro Jaya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kami masih bisa menangani keluhan sakit seperti itu, jadi tidak perlu untuk berobat ke luar. Cukup ditangani oleh Biddokkes kami,” tuturnya, Selasa (8/10/2019).

Baca juga: Veronica Koman & Surya Anta Tersangka, Komnas HAM Kritik Polisi

Dia juga memastikan Polri tidak akan menghalangi tersangka Surya Anta untuk memulihkan dirinya. Namun, karena sakit yang dialaminya tidak terlalu parah, maka hanya cukup ditangani oleh Biddokes Polda Metro Jaya.

“Sakit itu masih bisa ditangani kami, jadi cukup di Biddokes saja, tidak perlu ke luar,” katanya.

Sebelumnya, tersangka Veronica Koman melalui akun Twitter meneruskan informasi dari keluarga Surya Anta bahwa Surya Anta tengah sakit. Namun, Veronica Koman tidak menjelaskan lebih detail sakit yang dialami Surya Anta sampai saat ini.

Surya Anta Ginting yang juga Juru Bicara Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRIWP) ditangkap karena diduga mengibarkan bendera Bintang Kejora saat aksi di depan Istana Merdeka terkait kerusuhan Papua.

Baca juga: Polri Anggap PBB Intervensi Kasus Veronica Koman, Ini Jawaban Telak Komnas HAM

Kondisi 6 Tahanan

Enam tersangka kasus dugaan makar karena mengibarkan bendera Bintang Kejora di Istana Negara dikabarkan kondisinya memprihatinkan selama mendekam di rumah tahanan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Mahasiswa dan aktivis Papua itu disebut mengalami berbagai macam penyakit.

Pendeta Suarbudaya Rahadian mengaku telah menjenguk para tahanan itu pada Jumat (4/10/2019) lalu. Dia menyebut kondisi Surya Anta Ginting mengalami peradangan pada bagian telinga. Bahkan, dari kondisi itu mengakibatkan Surya Anta kurang bisa mendengar atau tuli sementara.

“Telinga ada peradangan sempat bernanah dan sempat tidak bisa mendengar. Iya tuli sementara,” kata Suar dihubungi Suara.com, Minggu (6/10/2019).

Menurut Suar, kondisi Surya menurun akibat terlalu lama berada di dalam ruang isolasi tahanan. Di sana, kondisi udaranya lembab dan panas sehingga menyebabkan penyakit yang diderita Surya makin parah.

Baca juga: 8 Orang Ditangkap Terkait Bendera Bintang Kejora Depan Istana, Ini Identitasnya

Kondisi kesehatan menurun juga diidap oleh Dano Tabuni. Ia yang sebelum ditahan mengidap benjolan serupa daging di dahi, kini benjolan tersebut kian membesar. “Karena kondisinya dengan udara lembab di ruang tahanan, jadi benjolan yang memang sudah ada itu sekarang kambuh lagi,” kata Suar.

Sementara untuk Ambrosius Mulait menderita sakit gigi dan Issay Wenda mengalami maag. Sedangan dua orang lainnya, kata Suar, kondisi kesehatan menurun hanya tak sampai menderita sakit. “Yang duanya lagi hanya lemas,” kata Suar.

Suar sendiri mengaku telah mengajukan pemindahan sel tahanan mereka dan mengajukan agar dikirimi tim dokter untuk memeriksa kesehatan. Namun. kata dia, hanya pengajuan dokter saja yang dikabulkan, tetapi itu juga tak maksimal.

“Bukan dokter spesialis hanya dokter umum. Diberi obatnya juga sekadar antibiotik dan penghilang rasa sakit. Jadi kondisinya mereka masih seperti itu, kami ajukan terus agar dapat diperiksa kesehatan,” katanya.

Baca juga: Mahasiswa Papua: yang Disampaikan Veronica Koman Itu Fakta di Surabaya

Menurutnya, kondisi di ruang tahanan yang dihuni keenam orang tersebut juga tak layak. Surya ditempatkan di ruang isolasi dan kelima orang lainnya di ruang sel tahanan dengan ruangan berbeda.

“Kondisinya tidak layak tidak manusiawi. Makan memang dikasih tapi dengan kondisi dan suasana ruangan tahanan seperti itu membuat kesehatan dan psikis mereka jatuh,” kata Suar. “Berbeda dengan lapas untuk koruptor, pusing sedikit langsung dibawa ke rumah sakit,” sambungnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya