SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo.(Antara)

Solopos.com, JAKARTA - Mayoritas masyarakat Indonesia menyatakan tidak mau dipimpin Joko Widodo (Jokowi) di masa jabatan untuk periode selanjutnya.

Kesimpulan tersebut disampaikan lembaga survei Parameter Politik Indonesia berdasarkan pada hasil survei yang dilakukan  23 Mei 2021 hingga 28 Mei 2021.

Promosi Siap Layani Arus Balik, Posko Mudik BRImo Hadir di Rute Strategis Ini

Dari hasil survei terungkap, sebanyak 45,3 persen responden tidak setuju apabila Presiden Jokowi melanjutkan masa jabatannya menjadi tiga periode.

Standar WHO di RS Tak Diterapkan, 189 Nakes di Kudus Terpapar Covid-19

Sementara 25,3 persen responden setuju apabila Jokowi menambah masa jabatannya lagi untuk empat tahun ke depan. Sedangkan dalam survei yang melibatkan 1.200 responden, sisanya sebanyak 29,4 persen memilih tidak menjawab.

Mayoritas responden yang tidak setuju Jokowi lanjut tiga periode karena alasan tidak sesuai UUD 1945  atau konstitusi sebanyak 7,6 persen. Kemudian yang menyatakan tiga periode dirasa terlalu lama sejumlah 6,8 persen, kinerja Jokowi kurang bagus (5 persen), diskriminasi marak terjadi (4,3 persen), dan hukum yang tebang pilih (4 persen).

"Secara umum masyarakat tidak setuju karena terlampau mahal harganya, terlampau berisiko jika jabatan presiden tiga periode harus mengubah konstitusi dan waktunya cukup lama," kata Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, dalam paparannya yang disampaikan melalui daring, Sabtu (5/6/2021).

Kasus Covid-19 di Kudus Naik 30 Kali Lipat, Ternyata Ini Penyebabnya

 

Tanpa Jokowi

Sedangkan, alasan mayoritas responden mendukung Jokowi menjabat tiga periode adalah Jokowi pro rakyat kecil (4,5 persen), infrastruktur berkembang (3,9 persen), kerja Jokowi bagus (3,5 persen), saya masih suka Jokowi (2,6 persen), dan Jokowi memberi banyak bansos (2,3 persen).

Tanpa membawa nama Jokowi, mayoritas responden juga sebenarnya tidak menyetujui apabila pemerintah merealisasikan wacana presiden tiga periode. Sebanyak 53,5 persen responden mengetahui ada wacana tersebut, dan sebanyak 52,7 persen responden tidak menyetujuinya.

"Rata-rata tidak setuju, 52,7 persen tidak setuju, yang setuju 27,8 persen, selebihnya tidak menjawab, artinya, masyarakat tidak setuju jika jabatan presiden diubah menjadi tiga periode," tuturnya.

Tak Berangkatkan Haji 2021, Kemenag Bantah Anggapan Terburu-Buru

Survei yang dilakukan pada 23 Mei 2021 hingga 28 Mei 2021 itu melibatkan 1.200 responden dengan menggunakan metode simple random sampling dari 6.000 nomor ponsel yang dipilih secara acak. Adapun margin of error survei tersebut sebesar 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya