Solopos.com, MAGELANG – Suroto, seorang pria di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, kurung diri di kamar selama hampir 10 tahun. Dia tidak pernah keluar dari rumahnya sejak erupsi Merapi 2010 silam.
Bukan tanpa alasan, pria 40 tahun itu ternyata mengalami stres berat yang membuatnya mengurung diri di kamar. Hal itu dijelaskan Ardian Kurniawan Santoso, anggota Masyarakat Relawan Indonesia (MRI), yang menolong Suroto.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Ardian datang ke tempat pria yang kurung diri di Magelang berdasarkan cerita dari Sujono, saudara Suroto. Dia lantas menengok Suroto di rumahnya di Dusun Keron, Desa Krogowanan, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang.
Saat kali pertama bertemu, Ardian merasa iba melihat kondisi Suroto. Tubuhnya terlihat kumuh dengan rambut gimbal, kuku panjang, dan bau menyengat lantaran tidak pernah mandi.
Kondisi Terkini
3 Makam di Pertigaan Jalan di Solo Ternyata Milik Bayi Tenggelam, Ini Identitasnya
Kini, kondisi Suroto Magelang yang telah 10 tahun kurung diri di kamar sudah membaik. Dia tidak menutupi wajahnya lagi dengan tikar dan sarung ketika dijenguk orang.
"Sekarang sudah kayak layaknya manusia juga. Kalau tidur normal, dulunya dijenguk orang menutup diri dengan sarung dan tikarnya. Kalau nggak sekarang enggak, cuman kalau diajak ngomong seraya nggak bisa dan meneteskan air mata," terang Ardian seperti dikutip dari Detik.com, Minggu (5/7/2020).
Ardian menambahkan, kondisi kejiwaan Suroto sebenarnya normal. Dia hanya mengalami depresi berat sehingga nekat mengurung diri.
"Kalau secara kondisi kejiwaan normal. Dia dikatakan gila nggak, dia depresi, stres, cukup berat, mengurung diri, dia nggak mau berinteraksi dengan dunia luar, takut dan malu," katanya.
Nemu Benda Mirip Jenglot, Warga Mondokan Sragen Alami Kejadian Mistis?
Hidup Normal
Diberitakan sebelumnya, awalnya Suroto hidup normal. Namun sejak erupsi Merapi pada 2010 silam, kehidupannya berubah.
Suroto si pria Magelang itu memilih kurung diri di kamar dengan posisi berbaring. Jatah makan yang diberikan ibunya sekitar 3-4 hari sekali tidak dimakan.
“Suroto ini dulunya normal seperti pada orang pada umumnya. Dia termasuk orang yang mempunyai semangat hidup. Semangat bekerja,” terang saudara Suroto, Sujono.
Sujono mengatakan, Suroto berubah akibat sering tidak sependapat dengan anggota keluarganya. Hal itulah yang membuat pria di Magelang itu kurung diri di kamar selama 10 tahun terakhir.
“Penyebab mengurung ini berawal dari tidak sinkron antarkeluarga. Contohnya, Suroto mempunyai impian atau pendapat apa saja terkadang tidak sinkron dengan orang tuanya,” sambung Sujono.
Cekcok dengan Ibu
Sujono menambahkan, saat masih bekerja dulu Suroto memberikan uang kepada ibunya untuk ditabung. Setelah terkumpul, uang itu diminta untuk membeli sepeda motor. Namun, ibunya mengatakan uang tabungan itu telah habis untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Sejak saat itulah Suroto depresi hingga sempat melakukan aksi kriminalitas.
"Uang sudah habis dipakai hidup. Mulai saat itu, dia depresi sejak tahun 2003. Kemudian, bergejolak kayak stres, pernah melakukan aksi kriminalitas masuk penjara. Pertamanya mengurung sekitar dua tahun, terus bangun lagi bekerja seperti orang umumnya. Akhirnya, tahun 2010 setelah erupsi Merapi mulai dia tertidur lagi sampai sekarang,” sambung Sujono.