SOLOPOS.COM - Bupati Sleman Kustini Wakil Bupati Danang Maharsa bersama ribuan suporter PSS Sleman lainnya turut menghadiri ke rumah duka di Tambakbayan, Condongcatur, Depok, Sleman, Rabu (3/8/2022). - Harian Jogja/Abdul Hamid Razak

Solopos.com, SLEMAN–Keluarga besar PSS Sleman berduka atas meninggalnya salah satu anggota komunitas suporter Brigata Curva Sud (BCS), Tri Fajar Firmansyah. Manajemen PSS minta polisi bersikap adil dalam kasus ini.

Tri Fajar mengembuskan napas terakhir di RS Harjo Lukito, Bantul, Selasa (2/8) malam. Tri Fajar  merupakan juru parkir di Mirota Babarsari, Sleman. Dia menjadi korban salah sasaran buntut kerusuhan antarsuporter di Jogja belum lama ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Humas PSS Sleman James Purba mewakili manajemen PSS menyatakan turut berduka cita dengan berpulangnya salah satu anggota komunitas BCS yang tergabung dalam BTCY PSS 1976 tersebut.

Baca Juga: Sepak Bola Berduka, Suporter PSS Sleman Meninggal Imbas Tawuran Jogja

“Kami tahu kejadian yang menimpa almarhum tentu sangat disayangkan dan sudah masuk ke dalam tindakan kriminalitas dan harus ditindaklanjuti dengan tegas. Saya berharap pihak kepolisian bisa mengambil tindakan seadil-adilnya,” tutur James, sapaan akrabnya saat melakukan takziah di rumah almarhum Fajar, Rabu (3/8/2022) siang, dikutip dari official site PSS Sleman.

“Karena banyak yang dirugikan dengan kejadian ini terutama keluarga yang sangat terguncang dan mungkin belum percaya dengan perginya ananda tercinta mereka,” sambungnya.

Dia berharap kasus ini menjadi yang terakhir. “Pihak kepolisian agar lebih peka dalam pengawasannya di ruang lingkup kerjanya. Untuk teman-teman suporter tetap saling jaga satu dengan lainnya agar terhindari dari provokasi tindakan kekerasan,” katanya.

Baca Juga: Doa Mengalir untuk Tri, Fans PSS yang Meninggal Imbas Tawuran Jogja

Terkait keinginan dari fans PSS agar PSS Sleman memakai pita hitam sebagai bentuk empati dan penghormatan kepada almarhum beserta keluarga pada laga kontra Arema FC, Jumat (5/8), James menyebutkan hal tersebut telah Ia komunikasikan dengan tim PSS.

“Saya menampung apa yang disampaikan oleh-oleh teman-teman suporter. Saya setuju dan sudah menyampaikan untuk nantinya ketika laga menghadapi Arema menjadi laga penghormatan dan empati dari PSS memakai pita hitam. Mudah-mudahan, pertandingan kandang melawan PS Barito Putera kita bisa menggunakan jersey hitam sebagai bentuk penghormatan atas duka cita yang terjadi di lingkungan kita,” respons dari James.

James kembali lagi meminta pihak kepolisian bertidak seadil-adilnya dan bersikap tegas agar tidak terjadi lagi kasus serupa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya