Solopos.com, KLATEN – Dukuh Lemahireng, Desa Kaligawe, Kecamatan Pedan lagi-lagi kebanjiran, Sabtu (26/3/2022) sore. Ketinggian air di jalan permukiman hampir mencapai satu meter.
Kepala Desa Kaligawe, Ari Sutikno, mengatakan air mulai masuk jalan permukiman pada Sabtu sekitar pukul 16.30 WIB. Air belum sampai masuk ke rumah warga lantaran rumah warga rata-rata sudah ditinggikan dari permukaan jalan.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Baca Juga: Ada yang Beda Dalam Pelantikan 266 Pejabat Pemkab Klaten
“Mudah-mudahan di wilayah hulu hujan sudah reda sehingga air di sini bisa segera surut. Untuk kondisi air yang meluap ke perkampungan cukup deras,” kata Ari saat dihubungi Solopos.com, Sabtu malam.
Permukiman di Dukuh Lemahireng belakangan rutin kebanjiran terutama saat hujan lebat mengguyur wilayah Klaten. Dalam sepekan terakhir, permukiman di Lemahireng dua kali kebanjiran meski tak sampai masuk ke rumah warga. Pada Senin (21/3/2022), jalan perkampungan juga kebanjiran setelah wilayah Klaten diguyur hujan lebat.
Baca Juga: Keluar LP, Penjual Taoge Klaten Ini Langsung Sujud Syukur
Ari menjelaskan perkampungan di Lemahireng belakangan kerap kebanjiran menyusul dinding penahan di tepi Sungai Wonggo jebol. Jebolnya dinding penahan itu akibat banjir pada 3 Maret 2022.
“Kejadian 3 Maret kemarin membuat parapetnya longsor. Kemudian kejadian kemarin [luapan air sungai pada Senin] membuat kondisi yang longsor semakin lebar,” jelas Ari.
Baca Juga: Joki Minyak Berkeliaran di Klaten, DKUKMP: Jumlahnya Tidak Banyak
Ari juga menyatakan selama ini warga rutin gotong royong membersihkan jembatan ketika ada rumpun bambu yang tersangkut. Hanya saja, jika parapet yang jebol tak kunjung diperbaiki, dikhawatirkan banjir bakal sering terjadi.
“Kami mohon pemerintah di atas bisa saling sharing untuk menangani kerusakan tanggul jebol ini,” jelas Ari.
Sementara itu, Sekretaris BPBD Klaten, Nur Tjahjono Suharto, menjelaskan BPBD masih melakukan pengecekan informasi banjir yang terjadi di beberapa wilayah.