SOLOPOS.COM - Ilustrasi gerah saat cuaca panas. (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Apakah Anda merasakan cuaca di Kota Solo, Jawa Tengah, selama beberapa hari terakhir terasa panas? Apa penyebabnya?

Jika dilihat melalui aplikasi Google yang terpasang di smartphone, suhu udara di Kota Solo pada hari ini, Rabu (4/5/2022) menunjukkan angka 29 derajat dengan kondisi berawan. Namun, Google memberitahukan jika suhu udara ini terasa lebih panas, seperti di angka 35 derajat celsius.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sementara pada Selasa (3/5/2022), suhu udara di Kota Solo mencapai angka 33 derajat celsius. Saking panasnya, Google memberitahukan bahwa suhu udara ini terasa lebih panas, seperti di angka 39 derajat celsius, seperti suhu udara di gurun pasir.

Sedangkan berdasarkan informasi yang dihimpun dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Rabu pagi, suhu udara di Kota Solo berkisar antara 25-32 derajat celsius. Adapun kelembapan udara antara 65-95%.

Prakiraan cuaca di Kota Solo hari ini didominasi berawan sejak pagi hingga malam. Jika mendung, lantas kenapa cuaca terasa sangat panas?

Baca juga: Keseruan Tim Ekspedisi Surga Kuliner Solo Saat Ngeprank Whawin Laura

Dihimpun dari berbagai sumber, saat awan mendung bersatu dengan udara dingin, maka mendung akan melepaskan panas. Panas inilah yang biasa dirasakan sebelum hujan turun.

Cuaca terasa panas sebelum hujan juga disebabkan tingkat kelembapan yang tinggi. Hal ini terjadi karena sebelum hujan, uap air akan memenuhi udara di sekitar kita.

Ketrika udara sudah sangat penuh dengan uap air, maka tidak ada lagi ruang bagi keringat yang sebelumnya sudah keluar karena panas dari mendung untuk menguap. Akibatnya, suhu tubuh terus meningkat dan akhirnya berkeringat. Sebenarnya, keringat ini keluar untuk mendinginkan tubuh.

Baca juga: Sate Kambing Jumbo hingga Sop Ayam, Ini Wisata Kuliner Andalan Klaten

Efek Rumah Kaca

Penyebab lainnya cuaca terasa panas meskipun berawan adalah efek rumah kaca. Saat mendung menutupi langit, secara otomatis panas matahari tidak bisa terpantulkan lagi dan terjebak di Bumi.

Komposisi awan yang didominasi gas polusi ini menjebak panas matahari. Akibatnya, kawasan perkotaan seperti Kota Solo bisa terasa jauh lebih panas sebelum hujan. Mengingat polusi di perkotaan jauh lebih tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya