SOLOPOS.COM - AIR BERSIH -- Truk tangki air milik Pemerintah Kabupaten Klaten, bersiap mengirim bantuan air bersih ke kawasan yang kekurangan air bersih. Foto diambil beberapa waktu lalu. (JIBI/SOLOPOS/dok)

Solopos.com, KLATEN – Sebagian warga di Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang hingga kini masih mengandalkan kebutuhan air bersih dari membeli serta bantuan penyaluran air bersih saat kemarau. Sementara, sebagian lainnya sudah menikmati air bersih dari aliran sumber air Bebeng di Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Kepala Desa (Kades) Sidorejo, Gothot Winarso, mengatakan meski semakin berkurang, namun hingga kini masih ada warga Sidorejo yang kesulitan mendapatkan air bersih ketika kemarau tiba. Warga yang kesulitan air bersih biasanya membeli air dari para penyedia jasa air bersih. Harga per tangki air bersih bervariasi tergantung lokasi kampung.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Kalau di wilayah Dukuh Kaliwuluh itu Rp150.000 per tangki. Sementara di daerah tengah Rp200.000 per tangki dan kampung paling atas Rp250.000 per tangki,” kata Gothot saat dihubungi Solopos.com, Senin (30/8/2021).

Baca Juga: Lesti Kejora Digoyang Isu Hamil Duluan, Begini Respons Ayah

Ketercukupan air bersih per tangki tergantung dari penggunaan. Namun, rata-rata satu tangki air bersih cukup untuk memenuhi kebutuhan satu keluarga selama 10-15 hari. Selain untuk kebutuhan keluarga, air bersih tersebut juga digunakan untuk kebutuhan ternak.

Disinggung warga yang kini tak lagi membeli air bersih, Gothot menuturkan mengandalkan aliran air bersih dari sumber air Bebeng. “Sampai hari ini belum bisa mencukupi kebutuhan semua warga karena debit airnya juga terbatas,” jelas dia.

Gothot menjelaskan lebih dari 60 persen warga Sidorejo kini tak lagi kesulitan mendapatkan kebutuhan air bersih ketika kemarau tiba lantaran sudah mendapatkan pasokan air dari Bebeng. Sementara, jumlah total keluarga di Sidorejo ada 1.400 keluarga.

Salah satu warga Dukuh Mbangan, Desa Sidorejo, Sukiman, mengatakan sudah dua tahun terakhir semakin jarang membeli air bersih ketika kemarau tiba. Hal itu menyusul sudah ada sambungan pipa air bersih bersumber dari Bebeng.

Baca Juga: Menjaga Martabat Pekerja Ekonomi Digital

Jarak sambungan pipa dari Bebeng hingga ke wilayah Sidorejo sekitar 3 km. Air bersih dari Bebeng ditambung pada bak penampungan sumur Pamsimas. Setelahnya, air disalurkan ke rumah-rumah warga termasuk warga yang tinggal di kawasan dataran lebih tinggi dari sumur. “Kalau biaya penggunaan air itu per meter kubik Rp4.000,” kata dia.

Sukiman mengatakan aliran air dari Bebeng menghemat pengeluaran warga ketika kemarau tiba. Dia mencontohkan pada kemarau kali ini baru membeli dua tangki air bersih. “Kalau dulu bisa habis 20-30 tangki per musim kemarau. Kalau sekarang ini baru beli dua kali. Air dari Bebeng ini benar-benar membantu warga,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya