SOLOPOS.COM - Yuk jaga jarak atau physical distancing cegah corona. (covid19.go.id)

Solopos.com, SUKOHARJO – Masyarakat didorong menghindari kerumunan di fasilitas publik seperti pasar tradisional, mal, dan pusat perbelanjaan. Hal ini dilakukan guna memutus mata rantai penularan Covid-19 di Kabupaten Sukoharjo yang termasuk kategori zona oranye.

Berdasarkan fakta di lapangan, sebagian besar masyarakat yang terkonfirmasi positif Covid-19 kerap beraktivitas di luar rumah. Mereka terpapar Covid-19 saat berinteraksi dengan pasien positif tanpa disengaja.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Transmisi penularan Covid-19 juga terjadi saat kerumunan massa dalam jumlah besar, terutama di fasilitas publik seperti pasar tradisional dan pusat perbelanjaan.

Awas! Solo, Sukoharjo, Sragen, Karanganyar & Wonogiri Zona Merah Covid-19

Oleh sebab itu, masyarakat didorong untuk menghindari kerumunan yang berpotensi terjadi tranmisi penularan Covid-19 di Sukoharjo yang masih zona oranye. Hal ini dilakukan guna menghambat laju persebaran pandemi Covid-19 yang makin masif.

“Hindari kerumunan di fasilitas publik seperti pasar tradisional dan pusat perbelanjaan. Masyarakat bisa terinfeksi Covid-19 saat berinteraksi dengan pasien positif saat beraktivitas di luar rumah,” kata Kepala Puskesmas Sukoharjo, Kunari Mahanani, saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa (5/1/2021).

Gugus tugas di tingkat kecamatan bakal bersinergi dengan kader kesehatan dan tokoh masyarakat untuk mengedukasi warga agar mengubah perilaku kesehatan sehari-hari di lingkungan rumah. Hal itu membutuhkan waktu namun harus diterapkan secara perlahan-lahan.

Wali Kota Solo: Sekolah Boleh Buka Jika Kasus Baru Covid-19 Kurang dari 10

Klaster Keluarga

Anggota keluarga yang terinfeksi virus corona bisa saja secara tak sengaja menularkan virus ke anggota keluarga lain atau kerabat dalam satu rumah.

“Hal ini memunculkan klaster keluarga atau rumah tangga muncul di setiap daerah. Transmisi penularan terjadi tanpa sengaja ke anggota keluarga lain dalam satu rumah,” ujar dia.

Mobilitas penduduk juga menjadi salah satu penyebab melonjaknya pasien positif Covid-19 di Sukoharjo hingga berstatus zona oranye. Penularan virus bakal kian masif jika tak ada pembatasan mobilitas masyarakat terutama bepergian keluar daerah.

Garam Palsu Beredar di Wonogiri

Tingginya mobilitas penduduk menjadi penyebab melonjaknya pasien positif Covid-19 di Sukoharjo. Penularan virus bakal kian masif jika tak ada pembatasan mobilitas masyarakat terutama bepergian keluar daerah.

Banyak masyarakat yang melakukan perjalanan keluar daerah dan mengabaikan protokol kesehatan. Saat kembali ke rumah dan bertemu anggota keluarga terjadi transmisi penularan virus yang sangat masif.

Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Sukoharjo, Wardoyo Wijaya, mengatakan tren kasus Covid-19 cenderung naik setiap pekan. Kenaikan kasus Covid-19 dibarengi tingginya angka kematian atau mortality rate pasien positif yang sebagian besar memiliki penyakit penyerta atau komorbid. Wardoyo meminta Masyarakat menjalankan prorotokol kesehatan secara ketat baik di lingkungan kantor, rumah makan hingga saat menunaikan ibadah salat di masjid atau berdoa di gereja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya