SOLOPOS.COM - Ilustrasi guru mengajar. (JIBI/Solopos/Dok.)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

SUKOHARJO – Kabupaten Sukoharjo kekurangan sekitar 1.000 guru sekolah dasar (SD). Dinas Pendidikan (Disdik) Sukoharjo akan mengonversi guru SMP, SMA dan SMK menjadi guru SD untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Bidang Tenaga Kependidikan dan Non Kependidikan Dinas Pendidikan (Disdik) Sukoharjo, M Irsyam, mengatakan penataan fungsional pegawai negeri sipil (PNS) itu sesuai dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) Lima Menteri. Disdik bekerja sama dengan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) menempatkan kelebihan guru di tempat yang diperlukan.

Irsyad menyebutkan kebutuhan guru SD paling banyak terdapat di kecamatan pinggiran seperti Kecamatan Polokarto. Saat disinggung soal jumlah kelebihan guru SMP, SMA dan SMK yang ada di Sukoharjo, ia mengatakan ada sekitar 200 guru. Jumlah tersebut belum dapat memenuhi jumlah kekurangan guru SD yang ada. “Kemungkinan ya melalui rekrutmen jalur umum. Tapi kami juga belum tahu nanti formasinya bagaimana? Karena seleksi masih tahun depan,” kata Irsyad.

Proses penataan dimulai sejak April dan ditargetkan selesai 31 Desember tahun ini. Irsyad mengatakan proses pendataan sudah selesai. Saat ini sedang dilakukan proses pemetaan. Sebelum ditempatkan di pos baru, guru SMP, SMA dan SMK akan melaksanakan bimbingan teknis terlebih dahulu.

Lebih lanjut Irsyad menjelaskan penataan fungsional guru SMP, SMA dan SMK bertujuan untuk menyejahterakan mereka. Guru yang belum mempunyai jam mengajar 24 jam dalam sepekan serta tidak memiliki ijazah linier tidak bisa mendapatkan tunjangan sertifikasi.

M Irsyad mengimbau agar saat merekrut guru baru Pemkab Sukoharjo lebih mengedepankan formasi guru SD. “Supaya tidak ada penumpukan guru SMP, SMA dan SMK karena jumlah guru bidang studi sudah mencukupi formasinya,” ujar Irsyad. Jika ingin merekrut guru SMP, SMA dan SMK seharusnya dipilih untuk mengisi formasi guru keterampilan khusus seperti guru teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Kebutulan guru keterampilan khusus di Sukoharjo sekitar 50 guru. “Guru keterampilan khusus masih banyak diambil dari guru wiyata bakti,” tandas Irsyad.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya