SOLOPOS.COM - Anggota Komunitas Relawan Resik Resik Masjid (Korem) 99 Sragen bersama anggota Relawan Resik Resik Masjid (R3M) Klaten membersihkan Masjid Agung Solo, Minggu (19/12/2021). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Seratusan sukarelawan dari Sragen dan Klaten ramai-ramai membersihkan Masjid Agung Keraton Solo, Minggu (19/12/2021) pagi. Mereka membersihkan setiap sudut masjid yang masuk bangunan cagar budaya tersebut.

Para sukarelawan itu berasal dari Relawan Resik-resik Masjid (R3M) Klaten dan Komunitas Relawan Resik-resik Masjid (Korrem 99) Sragen. Mereka datang ke Masjid Agung dengan perangkat sendiri, termasuk cairan pembersih nodanya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sekretaris R3M Klaten, Latif Safrudin, menerangkan kegiatan tersebut adalah kolaborasi perdana yang dilakukan kedua komunitas. “Kami juga kali pertama menggelar bersih-bersih di luar area kerja kami, sekaligus ajang silaturahmi sesama sukarelawan resik-resik masjid,” katanya kepada Solopos.com, Minggu.

Latif mengatakan sasaran pembersihan Masjid Agung Solo meliputi tempat wudhu, halaman masjid, dan bagian dalam masjid. Kemudian, almari tempat menyimpan mukena dan Alquran, serta seluruh lantai masjid juga tak luput dari pembersihan.

Baca Juga: Lewat Pentas Seni, Yayasan Kakak Ajak Anak Muda Solo Promosi Perdamaian

“Kami berencana menyasar masjid lain, utamanya yang terbesar seperti Masjid Agung Karanganyar, Boyolali, Sragen, Wonogiri, dan sebagainya,” tuturnya.

Latif mengaku tak ada kesulitan berarti saat membersihkan seluruh bagian Masjid Agung Solo meski merupakan bangunan cagar budaya. Komunitasnya sudah membersihkan seratusan masjid sejak berdiri tiga tahun lalu.

“Kami ingin agar toilet masjid itu lebih baik daripada toilet di pombensin, agar jamaahnya lebih banyak dan antusias karena lebih bersih,” jelasnya.

Latif menyebut tak ada syarat khusus bagi masjid yang hendak dibersihkan, asalkan mereka menyediakan waktu dan mengizinkan sukarelawan untuk berkunjung. Masjid yang menjadi prioritas adalah masjid yang tak memiliki marbot.

Baca Juga: Penumpang Ambil HP Orang di Feeder BST Solo, Begini Penjelasan Operator

Peduli pada Masjid

“Kami punya website, akun Instagram dan Facebook. Pengurus masjid yang ingin bantuan kami bisa mengajukan permohonan. Kami akan mengatur jadwalnya, dan sukarelawan datang sendiri ‘menggeruduk’ masjid itu,” ucap Latif.

Sukarelawan yang longgar langsung datang ke lokasi. Alat-alat dan cairan pembersih noda itu berasal dari patungan, ada pula dari donatur yang memberikan bantuan. “Kami bawa sendiri semua, termasuk makan dan minum. Masjid hanya perlu menyedikan waktunya,” jelasnya.

Ketua Takmir Masjid Agung Solo, Muhtarom, mengapresiasi kerja sukarelawan dari dua komunitas di Sragen dan Klaten tersebut. “Harapan kami, kerja sukarelawan itu memotivasi warga untuk peduli kepada masjid. Mereka juga makin peduli kepada kesehatan. Terlebih, di tengah Pandemi seperti saat ini, kebersihan menjadi hal utama,” jelasnya.

Baca Juga: Baru Saja Diresmikan, Hetero Space Solo Langsung Punya Puluhan Member

Muhtarom menyampaikan berdasarkan kajian Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB), Masjid Agung mengalami sejumlah kerusakan akibat serangan rayap. Kegiatan sukarelawan itu cukup membantu pembersihan bagian muka masjid.

“Kerja sukarelawan hanya pada pembersihan bagian muka sehingga tidak sampai ke bagian dalam. Namun, ini menjadi dorongan semangat kami, mengingat upaya menyelamatkan cagar budaya, bukan hanya menjadi tanggung jawab kami,” katanya.

Ia berharap pemerintah segera membantu memfasilitasi rehabilitasi masjid bersejarah tersebut. Kerusakan harus cepat ditangani mengingat bangunan tersebut historis dan monumental untuk warga Kota Bengawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya