SOLOPOS.COM - Marinem, 50, seorang pemulung asal Desa Buran, Tasikmadu tengah menata sampah rongsokan sebelum dijual ke pengepul, Kamis (30/6/2022). (Solopos.com/Indah Septiyaning Wardani)

Solopos.com, KARANGANYAR — Bagi sebagian besar masyarakat, sampah adalah sesuatu yang menjijikkan. Namun hal ini tidak berlaku bagi Parno, warga Buran, Kecamatan Tasikmadu, Karanganyar.

Pria 35 tahun itu merupakan salah satu petugas pemungut sampah. Bergelut dengan bau dan sampah sudah menjadi makanan sehari-hari ia dan rekannya sesama pemungut sampah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Enam tahun sudah Parno menjadi petugas pemungut sampah di Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Buran. Kecuali Minggu, Parno setiap hari memungut sampah-sampah warga Desa Buran. Ada lima petugas lain yang bekerja sepertinya.

Dia memilah beragam jenis sampah. Begitulah pekerjaannya, memisahkan sampah organik dan anorganik, sampah kering dan basah. Terlihat sepele memang, namun tak semua orang bisa dan mau melakukannya.

Setiap hari bergelut dengan aroma busuk sampah, rasa jijik pun sudah tak lagi dirasakan. Satu-satunya yang ada dibenak adalah sampah yang ada harus terangkut.

Baca Juga: Bank Sampah Jadi Solusi Paling Efektif Pengelolaan Sampah di Sragen

“Bau ya memang bau, namanya juga sampah. Tapi kalau waktunya makan ya biasa aja,” tuturnya ketika berbincang dengan Solopos.com di pengolahan sampah Desa Buran di Jongkang, Tasikmadu, pada Kamis (30/6/2022).

Dalam keadaan darurat sekalipun, sambil memunguti sampah ia pun tetap makan atau minum. “Kalau kita lagi mungut sampah kerasa lapar, ya kita makan untuk mengganjal rasa lapar,” katanya.

Sampah organik seperti sisa makanan, sayur dan buah, daging, daun, dan lainnya dijadikan kompos. Sedangkan untuk barang bekas yang masih bisa dipakai seperti botol, dikumpulkan. Termasuk sampah plastik juga dikumpulkan.

Ia bekerja mulai pukul 08.00 WIB hingga 16.00 WIB. Sehari honor yang diterima sebagai petugas pemungut sampah Rp80.000 per hari. Honor ini tak sebanding dengan pekerjaannya. Meski begitu ia tetap mensyukurinya.

“Tidak ada asuransi kesehatan. Kalau sakit ya sudah biaya sendiri. Alhamdulillah sampai sekarang sehat saja meski tiap hari obok-obok sampah,” katanya.

Baca Juga: Bank Sampah di Sragen Ini Kumpulkan Uang Rp59 Juta dari Sampah

Berkah Sampah

Tak hanya Parno yang menjadikan sampah sebagai sumber penghasilannya. Marinem, 50, asal Desa Buran juga menjadikan sampah sebagai berkah. Ia bersama anggota keluarganya hampir 10 tahun terakhir mengumpulkan barang rongsok. Setiap hari ia mencari rongsokan dari satu tempat pembuangan sampah (TPS) ke TPS lain.

“Tiap hari nggih seperti ini nyari sampah dan rongsokan. Mulung barang bekas,” katanya.

Tak ada rasa jijik sekalipun saat ia mencari sampah dan rongsokan. Dari barang rongsokan tersebut ia mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sampah yang dikumpulkan ia jual ke pengepul. “Lumayan lah dari sampah juga dapat hasil,” katanya.

Paling mudah terjual dan dihargai mahal adalah sampah jenis kardus, botol, plastik, dan kertas. Sampah-sampah ini dihargai hingga Rp6.000 per kilogramnya. Minimal dalam sehari ia mampu meraup penghasilan Rp100.000 dari sampah.

Baca Juga: Buang Sampah Sembarangan di Bugisan Klaten Didenda Rp200.000

Baginya sampah juga ada nilai positifnya karena bisa menjadi barang bernilai ekonomis jika mau mengelolanya. Tetapi, sampah juga bisa menjadi bencana kalau tidak disikapi serius. Karenanya dia berharap masyarakat juga meningkatkan kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungan.

Meski setiap hari bergelut dengan bau sampah, ia tetap menjalaninya demi makan. “Ya lebih baik hidup dari sampah daripada hidup menjadi sampah. Sekarang pekerjaan susah, asal halal dan ada berkah mengapa tidak, jadi tukang sampah pun harus dijalani.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya