SOLOPOS.COM - Lokasi tawuran di Babarsari, Kota Jogja, Senin (4/7/2022). (Twitter/@merapi_undercover)

Solopos.com, JOGJA — Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X marah dengan perilaku dua kelompok warga pendatang yang terlibat tawuran di  kawasan Babarsari, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Senin (4/7/2022).

Padahal, beberapa tahun lalu Sultan Jogja sudah mendatangi dan menasihati warga pendatang tersebut karena kasus yang sama.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepada wartawan, Selasa (5/7/2022), Sultan menuturkan keributan antarkelompok warga pendatang sejatinya sudah pernah terjadi di kawasan Babarsari sekitar empat tahun silam.

Kala itu, ia berupaya menemui mereka dan mengajak berdialog.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Sekuriti Tempat Hiburan Wajib Pakai Seragam Pasca Kerusuhan Babarsari

“Empat tahun lalu juga sering berkelahi, saya datangi juga, saya bertemu dengan mereka,” ujar Ngarsa Dalem sapaan Sultan seperti dikutip Solopos.com dari Antara.

Tindak Tegas

Sultan meminta kepolisian menindak tegas semua pelaku yang terlibat kasus kerusuhan di Babarsari.

“Tindak saja bagi mereka yang melanggar pidana. Tegakkan hukum karena sudah terjadi pelanggaran,” kata Sultan di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Selasa (5/7/2022).

Ia meminta aparat kepolisian menuntaskan secara tegas dan adil, tanpa banyak pertimbangan sehingga kasus serupa tidak berulang di kemudian hari.

Baca Juga: Kerusuhan Babarsari Gotham City, Buah Masyarakat Multietnis

“Enggak usah punya pertimbangan lain, melanggar hukum sudah lakukan (penindakan) karena dengan dilakukan itu, maka yang lain tidak akan main-main. Masak sampai ada korban dan sebagainya tidak kita tindak, yang ‘klithih’ (kejahatan jalanan) saja kita tindak kok. Jadi kita harus adil untuk menegakkan hukum jangan pilih-pilih,” kata pemimpin DIY itu.

Menurut Sultan, banyaknya warga pendatang yang tinggal di Babarsari, Sleman lantaran di kawasan itu berdiri sejumlah perguruan tinggi.

Bagi Sultan, aksi kekerasan seperti yang terjadi di Babarsari pada Senin (4/7/2022) tidak mencerminkan kultur masyarakat di Yogyakarta.

Baca Juga: Kondisi Terkini Lokasi Tawuran di Babarsari Gotham City Jogja

Karena itu, Raja Keraton Yogyakarta ini berharap kelompok warga dari luar daerah yang tinggal di Yogyakarta dapat menyesuaikan sikap dengan kultur masyarakat setempat.

Sultan menegaskan bahwa setiap kesalahpahaman antarwarga pendatang sejatinya bisa diselesaikan dengan berdialog, bukan dengan kekerasan fisik.

“Di Yogyakarta bukan model kekerasan yang dilakukan. Harus menyesuaikan di mana dia tinggal. Kita masyarakat yang menghargai orang lain sehingga bisa rukun. Saya berharap mereka bisa begitu,” kata dia.

Baca Juga: Tawuran Jogja Mencekam, Babarsari Dijuluki Gotham City

Meski demikian, kata Sultan, siapa pun warga pendatang yang tinggal di Yogyakarta sudah menjadi bagian dari warganya sehingga untuk mengurai persoalan tersebut tidak perlu sampai melibatkan kepala daerah masing-masing.

“Dia tinggal di Yogyakarta, itu berarti bagian dari orang Yogyakarta. Saya tidak mau membeda-bedakan. Tapi kalau melakukan tindakan pidana yang tidak semestinya dan itu melanggar hukum, tegakkan hukum, itu saja,” kata dia.

Sebelumnya, sejumlah ruko dan sepeda motor mengalami kerusakan akibat kerusuhan antarkelompok di kawasan Babarsari, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Senin (4/7/2022).

Baca Juga: Babarsari Gotham City, Sultan Jogja Siap Damaikan Kelompok Tawuran

Polda DIY menyebut kerusuhan tersebut merupakan buntut dari keributan antarkelompok yang terjadi di sebuah tempat karaoke di Babarsari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya