SOLOPOS.COM - Ilustrasi wilayah panas. (BMKG/Bisnis.com)

Solopos.com, SEMARANG — Suhu udara yang panas di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), kerap dikeluhkan warga masyarakat, baru-baru ini. Bahkan, cuaca ekstrem di Kota Semarang itu sempat menjadi trending topic di Twitter medio September lalu.

Suhu udara Kota Semarang yang panas ini pun membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) turun tangan. DLH Kota Semarang akan menyiasati panasnya suhu udara di wilayahnya dengan melakukan revitalisasi hutan kota.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala DLH Kota Semarang, Sapto Adi Sugihartono, mengatakan ada belasan hutan kota yang sudah ditetapkan dalam SK Wali Kota Semarang Tahun 2021. Meski demikian, hingga saat ini pihaknya baru mendata sekitar 13 hutan kota.

Baca juga: Gobyos! Cuaca Panas Ekstrem Melanda Jateng & Jogja

“Untuk kondisi belasan hutan kota itu macam-macam. Namun, intinya kami akan fokus melakukan revitalisasi,” ujar Sapto, dikutip dari laman Internet Pemkot Semarang, Rabu (3/11/2021).

Sapto menerangkan perubahan iklim menyebabkan suhu di Kota Semarang mengalami peningkatan. Bahkan, Kota Semarang baru-baru ini disebut sebagai salah satu daerah atau wilayah di Indonesia dengan suhu terpanas, yakni 35 derajat Celcius saat siang hari.

Sapto pun mengaku langkah yang paling tepat untuk mengatasi suhu udara yang panas itu dengan memperbanyak vegetasi tanaman. Salah satu hutan kota yang akan dimaksimalkan dalam program vegetasi itu yakni hutan kota yang ada di Taman Budaya Raden Saleh atau TBRS.

“Selain TBRS, ada juga di Tinjomoyo, Gunung Talang, di wilayah Kerobokan, serta hutan kota yang dikelola kampus seperti Unnes, Undip, dan Unissula,” imbuhnya.

Baca juga: Musim Hujan, Cuaca di Semarang Justru Panas, Ini Penyebabnya…

Tak hanya fokus pada revitalisasi hutan kota, Sapto juga berencana mengembangkan hutan kota menjadi sarana edukasi dan rekreasi.

“Nanti akan dikembangkan hutan kota sebagai tempat edukasi dan rekreasi. Jika banyak yang berpartisipasi, maka kelestarian bisa dijaga,” ujar Sapto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya