SOLOPOS.COM - Pemain Persis Solo berfoto sebelum pertandingan persahabatan melawan Semen Padang di Stadion Manahan, Solo, Kamis (5/3/2020). (Solopos/ M. Ferri Setiawan)

Solopos.com, SOLO — Manajemen Persis Solo belum kunjung memutuskan persentase pemotongan gaji pemain selama kondisi force majeure Maret-Juni 2020. Padahal instruksi PSSI terkait perubahan kontrak kerja antara klub dengan pemain dan ofisial sudah dilayangkan sejak dua pekan lalu.

Hal tersebut membuat pemain dalam ketidakpastian pendapatan selama pandemi Covid-19. Sejumlah penggawa Laskar Sambernyawa pun mulai menyeriusi usaha sampingan untuk tambahan penghasilan di masa pandemi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebagai informasi, PSSI telah mengeluarkan surat keputusan pada 27 Maret 2020 yang mengatur pembayaran gaji pemain maksimal 25% dari kewajiban yang tertera di kontrak kerja selama Maret sampai Juni 2020.

Pakar: Data Pemerintah Soal Jumlah Kasus Covid-19 Tak Akurat

Persis sendiri berencana memberikan sekitar 15% sampai 20% gaji pemain per bulan selama periode force majeure. Namun kepastian soal persentase pemotongan gaji pemain Persis Solo tersebut belum kunjung diketok.

“CEO Persis [Azmy Al Qamar] belum memberi keputusan soal itu,” ujar Manajer Persis, Hari Purnomo, saat dihubungi Solopos.com, Senin (13/4/2020).

Hari menegaskan manajemen berupaya agar nominal gaji hingga Juni segera dibayarkan. Selain koordinasi dengan petinggi Persis di Jakarta, komunikasi dengan para pemain pun terus dilakukan Hari untuk menjaga moral tim.

PDP Covid-19 Asal Baki Sukoharjo Meninggal, Ada Riwayat TB 

Menurut Hari, manajemen memberi keleluasaan pada pemain dan ofisial untuk menggeluti usaha sampingan. “Di masa seperti ini pemain perlu kreatif. Dari hobi atau kesenangan barangkali bisa menjadi penghasilan,” ujar Hari.

Wirausaha

Sejauh ini pemain seperti Tri Handoko dan Susanto telah berwirausaha untuk menambah penghasilan. Tri Handoko membantu mengembangkan usaha mebel ayahnya di Juwiring, Klaten, sedangkan Susanto mulai beternak ikan lele di kampung halamannya di Purwodadi.

Belakangan pelatih fisik Persis, Budi Kurnia, ikut membudidayakan ikan nila, nilem dan bawal di Garut. “Kami mendukung usaha sampingan pemain selama tidak mengganggu performa sebagai pesepakbola profesional. Kami tidak menyarankan ikut tarkam karena berisiko cedera,” ujar Hari.

Sementara itu, fisioterapis Persis Solo, Aldy Rachman Hakim, juga mulai menyeriusi usaha sampingannya selama libur kompetisi. Bersama kakaknya, Aldy punya usaha produksi jersey bernama Solo Jersey Apparel. Usaha tersebut sudah dirintis sejak 2015.

300-an Kasus Baru Virus Corona Tiap Hari, Bukti PSBB Tidak Efektif

“Namun untuk printing jersey baru 2019 kemarin. Mungkin saya akan fokus usaha ini dulu sembari menunggu kompetisi,” ujar Aldy. Tak hanya itu, Aldy juga membantu mengembangkan usaha kompor rakitan milik orang tuanya. “Bantu-bantu promosi,” ujarnya.

Di sisi lain, sejumlah penggawa Persis Solo masih mengandalkan simpanan uang untuk membikin dapur ngebul di masa pandemi Covid-19. Gelandang Persis, M. Shulton, mengaku belum berpikir membuat usaha sampingan. “Belum ada gambaran. Sementara biaya hidup pakai tabungan dulu,” ujarnya.

Hal senada disampaikan winger Persis, Gufroni Al Maruf. “Bingung juga mau bikin usaha apa, sekarang kan banyak larangan [terkait antisipasi Covid-19]. Mancing saja dibubarkan,” ujarnya setengah bercanda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya