SOLOPOS.COM - Pekerja menata tahu goreng di rumah pembuatan tahu di wilayah Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar, beberapa waktu lalu. (Solopos.com/Akhmad Ludiyanto)

Solopos.com, KARANGANYAR — Dicabutnya subsidi harga minyak goreng (migor) curah oleh pemerintah berimbas kepada naiknya biaya produksi makanan. Untuk menyiasati agar tetap untung, pengusaha rambak di Kabupaten Karanganyar menaikkan harga, sementarapengusaha tahu memperkecil ukuran produk.

Berdasarkan laporan harian harga kebutuhan pasar dari Dinas Perdagangan Tenaga Kerja Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Disdagnakerkop UKM) Karanganyar, harga minyak goreng curah di Pasar Jungke Karanganyar pada Jumat (3/6/2022) mencapai Rp18.000 per kilogram (kg). Sebelumnya, harga minyak ini Rp17.000/kg.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sementara itu, salah satu pemilik usaha pembuatan dan pengolahan rambak jari di Dukuh Pojok, Desa Delingan, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar, Wartini, mengatakan kenaikan harga minyak goreng ini jelas berpengaruh terhadap biaya produksi rambaknya.

Setiap hari ia menggunakan sekitar 34 kg minyak goreng curah untuk menggoreng sekitar 70 kg rambak mentah. “Kalau minyak goreng naik ya [biaya] produksinya juga ikut naik. Padahal saya pakai 34 kg per hari untuk menggoreng,” ujarnya, Jumat.

Baca Juga: Optimistis Harga Minyak Goreng Turun, Ini Penjelasan Kemendag

Supaya tetap untung, ia mengimbangi kenaikan biaya produksi itu dengan menaikkan harga jual produk rambaknya. Saat ini ia menjual rambak mentah senilai Rp13.000/kg dan Rp22.000/kg untuk rambak yang sudah digoreng.

“Saya ngikut harga saja. Kalau harga bahan produksi naik, ya nanti harga jual produknya juga ikut naik. Lah bagaimana lagi, kalau tidak begitu ya rugi. Apalagi harga tepung sebagai bahan utama rambak ini juga naik terus,” imbuh Wartini yang sudah membuat rambak sejak 2012.

Pengusaha pembuatan tahu di Dukuh Manggeh, Kelurahan Tegalgede, Kecamatan Karanganyar, Totok Suranto, mengatakan naiknya harga minyak goreng tidak bisa dihindari. Agar tetap untung, ia memperkecil ukuran tahu yang ia buat.

Baca Juga: Subsidi Dicabut, Harga Minyak Goreng Naik di Karanganyar Jadi Segini

Menurutnya, pilihan ini lebih diterima pelanggan ketimbang menaikkan harga. “Biasanya pelanggan protes kalau harga tahunya dinaikkan. Kalau ukurannya yang dikecilkan malah tidak apa-apa,” ujarnya.

Ia mencontohkan ukuran tahu dari cetakan berukuran 45 cm x 45 cm yang biasanya diiris menjadi 121 potong, kini jadi 169 potong dengan harga jual yang sama.

“Harga kedelai [bahan utama pembuatan tahu] saja harganya masih tinggi lho, 12.000/kg,” ujarnya.

Dalam catatan Solopos.com, harga kedelai pada pertengahan Februari 2022 senilai Rp10.900/kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya