SOLOPOS.COM - Pekerja memasang bagian maket Museum Budaya Sains Dan Teknologi Bengawan Solo di Pedaringan, Jebres, Solo, Selasa (24/1/2023). (Solopos.com/Putut Hartanto)

Solopos.com, SOLO–Wakil Rektor bidang Riset dan Inovasi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Kuncoro Diharjo menjelaskan hubungan penting antara peran riset dan industri. Terutama kaitannya antara peran yang diemban Solo Techno Park dan UNS di ranah sains dan teknologi.

Kuncoro mengatakan memang Solo Techno Pack dengan UNS berada pada satu jalur dan harus bersinergi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kami di dunia pendidikan bergelut dengan keilmuan, di satu sisi Techno Park itu kan [menjadi sarana] mediasi dari invensi dan inovasi. Produk komersial kan memang harus ada bridging antardunia pengembang teknologi dengan pelaku bisnis. Nah, ini sinerginya ada di sini,” kata dia ketika ditemui Solopos.com di kantornya, Selasa (24/1/2023).

Menurut dia, kolaborasi antara industri dan dunia riset memang perlu ada agar dunia usaha terutama berbasi sains dan teknologi tidak mandek. “Nah Solo Techno Park itu di situ, dia pengembang teknologi inovasi juga,” kata dia.

Ekspedisi Mudik 2024

Dia mengatakan idealnya semua perguruan tinggi memang harus menjadi pusat riset dan inovasi. “Semua pendidikan tinggi ya begitu, jadi tidak hanya UNS, perguruan tinggi yang lain juga sama,” imbuh dia.

Kebetulan UNS berdekatan dengan STP sehingga keduanya sering dikaitkan satu sama lain untuk kolaborasi di bidang saintek. “Cuma mungkin dalam hal ini UNS berdekatan dengan STP maka suplai untuk riset, inovasi, dan invensi UNS yang lebih dekat. Tapi saya yakin STP juga akan menerima suplai dari perguruan tinggi lain, atau litbang lain,” kata dia

Dia bahkan mendorong kerjacsama dan sinergi dengan Solo Techno Park. “Kita ya mendorong untuk teman-teman [tenaga pengajar] bersinergi bersama dengan Solo Techno Park,” kata dia.

Riset yang Bermanfaat

Menurut dia, tidak cukup hanya dengan kolaborasi, hasil riset dan inovasi harus bisa menghasilkan manfaat konkret bagi masyarakat. “Tetapi saya ya mendorong semua teman-teman peneliti agar hasil penelitian itu bisa memberikan manfaat,” kata dia.

Dia mencontohkan negara maju seperti Amerika yang bisa melakukan merger antara industri dan dunia riset sehingga manfaatnya maksimal. “Perguruan tinggi di sana disupport dengan riset, ada yang jangka panjang. Memang di sana mergernya antara pendidikan tinggi dan dunia industri kan sudah kental. Dan kita kan baru memulai,” imbug dia.

Baginya tidak bisa industri dan kampus berjalan sendiri-sendiri. Keduanya tentu punya kelemahan. Kampus tidak mampu masuk ke wilayah bisnis, peran yang dimainkan adalah melahirkan lulusan yang siap berinovasi.

“Tetapi di satu sisi industri punya keterbatasan sumber daya manusia di dalam melakukan riset, kalau industri harus investasi dan riset sendiri, cost-nya menjadi mahal,” kata dia

Maka, kata Kuncoro, pentingnya ada merger antara industri dan riset perguruan tinggi. Termasuk di dalamnya dosen, peneliti, dan mahasiswa yang mamang punya kompetensi yang dekat dengan dunia industri. 

Dia menyebut jika terjadi kolaborasi atau merger, industri tidak harus melakukan investasi terlalu mahal. “Sehingga kalau demikian yang terjadi kita bisa menekan cost, karena kan saling sharing sumber daya,” katanya.

Namun, selama ini, menurut dia,  masih ada jarak yang cukup jauh antara kegiatan riset dengan industri sains dan teknologi. “Dunia pendidikan ini lo berada di wilayah riset, inovasi, dan invensi. Kemudian ini [industri berada di wilayah] komersialisasi kan. Ini kan [di dua wilayah itu] ada gab, nah di situ harus ada intermediasi,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya