SOLOPOS.COM - Proses penimbangan anjing bahan baku kuliner di Solo. (Istimewa/dok Feri Arifianto)

Solopos.com, SOLO – Pecinta anjing asal Solo meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Solo segera mengeluarkan aturan tentang peredaran daging anjing di Solo. Cara berpikir paling mudah menghentikan kebiasaan makan daging anjing demi menjaga kesehatan.

Endah Dwi Palupi, 43, Breeder Anjing Kintamani, Rumah Permata Nusantara, kepada wartawan, Kamis (20/5/2021) mengaku tidak habis pikir daging anjing dikonsumsi dengan anggapan jamu di Solo. Ia mempertanyakan khasiat jamu yang bisa diperoleh dari jejamuan asli.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kok ya kejam banget daging dikonsumsi. Seperti tidak ada daging lainnya saja. Apakah saat dikonsumsi tidak berpikir cara menyembelih daging anjing yang sadis,” papar dia.

Baca juga: Puluhan Anjing Gagal Diselundupkan ke Solo untuk Sengsu Dibawa dari Garut, Banyak yang Sakit

Ekspedisi Mudik 2024

Ia mengatakan 20-an tahun memelihara anjing pernah dua kali anjingnya hilang. Ia berkeliling ke lingkungan sekitar dan mengecek warung makan olahan daging anjing untuk mencari anjing-anjingnya. Namun, satu anjingnya kembali dan satu anjingnya hilang.

Ia meyakini anjingnya tidak hilang di warung daging anjing. Ia menceritakan pengalaman rekannya yang menemukan anjingnya di dalam karung saat hendak dijadikan anjing konsumsi.

“Kalau pengalaman saya, mantan-mantan pacar saya dulu mengonsumsi anjing semua. Bahkan, suami saya saat ini juga mantan pengonsumsi anjing. Mungkin harus ada list pertanyaan ya waktu pendekatan hubungan, makan anjing apa tidak,” papar dia.

Ia mengatakan saat awal menikah, suaminya memiliki anjing kesayangan bernama Apo. Ia meminta suaminya membayangkan saat Apo hilang berakhir di warung jamu dan suaminya makan di warung itu.

Baca juga: Sejarah Kelam Waduk Kedung Ombo hingga Jadi Tempat Wisata

Hal itu membuat suami Iin berhenti makan daging anjing. Ia mengaku pertimbangan kesehatan tidak mempan untuk menghentikan konsumsi daging anjing. Namun, faktor perasaan lebih ampuh mengentikan konsumi anjing.

“Bukan dari sisi saya pecinta anjing saja soal peraturan daging anjing. Tetapi jelas faktor kesehatan, saya pecinta anjing tahu anjing sangat rawan penyakit seperti cacing pita atau demodex,” papar dia.

Sebelumnya, Koalisi Dog Meat Free Indonesia (DMFI) menyebut Solo merupakan pusat dari sejumlah besar perdagangan daging anjing di Pulau Jawa. Investigasi DMFI mencatat ada 85 warung makan yang menyajikan daging anjing yang disuplai dari sejumlah rumah jagal dengan rata-rata 13.700 anjing per bulan.

Baca juga: 37 Tahun Warga Baluwarti Ini Produksi Minuman Tradisional Khas Keraton Solo, Pelanggannya Dari Berbagai Daerah

Anjing-anjing tersebut disiksa dengan kejam mulai dari cara mendapatkannya, yakni pencurian dan pengumpulan, sampai ke pengangkutan untuk dijual dan dipotong. Koordinator Nasional Koalisi DMFI, Karin Franken, menyebut anjing tersebut dipotong di rumah-rumah penjagalan yang kotor tanpa menjamin kebersihan daging tersebut dari penyakit.

“Perdagangan ini tidak hanya kejam, tapi juga menimbulkan risiko mematikan atas penyebaran penyakit dan terkait langsung dengan penularan rabies di Indonesia dan negara-negara lain di mana perdagangan daging anjing ini terus berlangsung,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya