SOLOPOS.COM - Antrean pembelian pertalite di SPBU Jl Ir Sutami Sekarpace, Jebres, Solo beberapa waktu lalu. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut stok Pertalite akan habis pada September bulan depan.(Solopos.com/Afifa Enggar Wulandari)

Solopos.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan pasokan bahan bakar minyak (BBM) subsidi menipis bahkan  memperkirakan stok Pertalite habis pada September mendatang, sementara solar bersubsidi habis pada Oktober.

Menurutnya kuota solar yang disediakan pemerintah 15,1 juta kilo liter, namun saat ini yang sudah terpakai sebanyak 9,88 juta kiloliter.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

“Ternyata Januari sampai Juli dengan ekonomi kita tumbuh tinggi, itu kuota sudah habis untuk solar 9,88 juta itu sampai Juli padahal tadi 15 juta. Lah kalau ngikutin tren ini bulan Oktober abis pak kuotanya itu,” ujarnya dalam Rapat Kerja dengan Komite IV DPD, seperti dikutip Solopos.com dari Bisnis, Jumat (26/8/2022).

Sri Mulyani juga mengungkapkan kuota untuk jenis BBM subsidi tersebut disediakan sebanyak 23 juta kiloliter. Namun tercatat sampai Juli 2022 ini, sudah habis terpakai 16,84 juta kiloliter. Jika dihitung, September mendatang pasokan pertalite akan habis.

“Artinya tiap bulan 2,4 juta kiloliter habis. Kalau itu diikuti, akhir September habis untuk Pertalite,” imbuhnya.

Baca Juga: Tarif Ojol akan Naik Mulai 29 Agustus 2022, Sudah Final?

Sri Mulyani juga lebih dari 86 persen bahan bakar minyak (BBM) subsidi justru dinikmati oleh orang kaya. Hal itu merupakan risiko dari penyaluran subsidi terhadap barang, tetapi bisa dibeli siapapun.

“Jadi yang orang miskin tadi, dari ratusan triliun subsidi itu dia hanya menikmati sangat kecil,” ujar Sri Mulyani dalam kesempatan yang sama.

Sri Mulyani menjelaskan bahwa pengguna BBM bersubsidi lebih banyak berasal dari kalangan orang kaya. Secara spesifik, Pertalite dikonsumsi oleh 30 persen orang terkaya dan solar dikonsumsi oleh 40 persen orang terkaya di Indonesia.

Dia menjabarkan bahwa dari total anggaran subsidi untuk Pertalite, 86 persen di antaranya dikonsumsi oleh 30 persen orang terkaya.

Kondisinya serupa di Solar, yakni dari total anggaran subsidi Rp143 triliun, orang kaya dan dunia usaha menikmati Rp127 triliun di antaranya atau mencapai 89 persen dari total subsidi solar. Menurutnya, kondisi itu muncul karena pemberian subsidi terhadap barang tetap memungkinkan adanya konsumsi oleh orang kaya.

Baca Juga: Pemprov Jateng Luncurkan Mobil Listrik Perdana yang Jadi Kendaraan Dinas  

Padahal, semestinya subsidi hanya menyasar masyarakat miskin dan rentan miskin, yang akan sangat terdampak oleh gejolak harga barang bersubsidi.

“Jadi memang kalau subsidi melalui barang, dan barang itu dikonsumsi orang mampu, ya kita menyubsidi orang mampu. Memang ada orang-orang yang tidak mampu dan miskin tetap juga menikmati barang itu, tetapi porsinya kecil,” ujarnya.

Sri Mulyani menegaskan kepada para anggota DPD bahwa pemerintah tidak akan mencabut subsidi BBM, tetapi saat ini tantangannya adalah kuota BBM bersubsidi akan habis.

Pemerintah kemudian harus memilih berbagai opsi kebijakan, mulai dari menambah subsidi, mengontrol konsumsi, atau bahkan menaikkan harga BBM. Pertanyaan yang muncul kemudian apakah pemerintah hendak menambah subsidi atau tidak.

Baca Juga: Daftar Harga Mobil yang Masih Boleh Pakai Pertalite

Sri Mulyani pun menampik opsi itu dengan bertanya dari mana anggarannya dan apakah harus sampai menerbitkan utang untuk menambah jebolnya anggaran subsidi energi.

“Pertanyaannya, [subsidi] mau nambah atau enggak? Kalau nambah dari mana anggarannya? Suruh ngutang?” kata Sri Mulyani.

Sebelumnya, Sri Mulyani memperkirakan bahwa jika kondisi saat ini terus berlanjut, kebutuhan anggaran subsidi BBM akan meningkat Rp189 triliun, sehingga totalnya pada 2022 bisa mencapai Rp700 triliun.

Itulah penjelasan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang menyebutkan bahwa BBM bersubsidi akan habis pada September untuk Pertalite sedangkan Solar diperkirakan habis pada Oktober.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya