SOLOPOS.COM - Deretan minyak goreng kemasan terlihat tertata pada rak di salah satu pusat perbelanjaan modern, Solo, Kamis (17/3/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, JAKARTA — Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi memastikn stok minyak goreng dan bahan pokok di ritel modern melimpah.

“Tadi sudah kita lihat bersama, minyak goreng kemasan sudah mulai normal bahkan melimpah. Berdasarkan informasi dari penjual, banyaknya permintaan toko terhadap kebutuhan minyak goreng sudah bisa dipenuhi 100 persen,” kata Mendag lewat keterangannya diterima Lampung, seperti dilansir Antara.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Menurut Mendag, jika merek minyak goreng makin banyak, harganya akan menurun sesuai dengan kompetisi dan leveling dari pasar mereka.

“Kita akan kerjakan bersama-sama. Mudah-mudahan kita dapat menghasilkan harga yang lebih baik pada waktu yang tidak akan lama. Diperkirakan dalam seminggu ke depan merek-merek sudah mulai keluar dan harganya sudah bisa lebih baik,” ujar Lutfi.

Mendag memantau minyak goreng di sejumlah ritel modern yaitu TipTop Rawamangun (Jakarta Timur) dan Diamond Artha Gading (Jakarta Utara).

Baca Juga: Menteri Perdagangan Meralat Aturan Masuk Mal, Ini Katanya

Dalam kunjungan tersebut Lutfi didampingi Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Oke Nurwan dan Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Indrasari Wisnu Wardhana. Dalam kunjungannya ke TipTop, Mendag juga mengecek harga gula dan harga daging.

“Harga daging terpantau masih stabil di kisaran Rp80.000-Rp120.000 per kg, sedangkan harga gula dijual Rp13.500 per kg. Harganya masih bagus semua,” ungkap Mendag.

Mendag juga menyampaikan apresiasi kepada Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mande yang telah memastikan bahwa ritel modern ikut membantu penjualan dan distribusi barang pokok dan barang penting untuk kebutuhan menjelang bulan Ramadan dan Lebaran.

Selanjutnya, Kementerian Perdagangan akan bersinergi dengan Kementerian Perindustrian untuk memastikan ketersediaan minyak curah di pasar tradisional dengan harga Rp14.000 per liter sesuai ketentuan pemerintah.

Baca Juga: Prihatin Minyak Goreng, Politikus PKB Serukan DPR Lawan Mafia Pangan

Dugaan Kartel-Oligopoli Bisnis Minyak Goreng

Sementara itu, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mendesak Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) untuk menyelidiki dugaan kartel dan oligopoli dalam bisnis minyak goreng yang menyebabkan kelangkaan ketersediaan stok beberapa hari lalu.

“YLKI terus mendesak KPPU untuk mengulik adanya dugaan kartel dan oligopoli dalam bisnis minyak goreng, CPO, dan sawit,” kata Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi dalam keterangannya kepada Antara di Jakarta, Jumat.

Sebelumnya ketersediaan minyak goreng khususnya minyak goreng kemasan sederhana hingga premium langka di pasaran baik di pasar modern, ritel modern, ritel tradisional, juga pasar tradisional.

Kelangkaan stok minyak goreng terjadi ketika pemerintah menerapkan kebijakan harga eceran tertinggi sebesar Rp14 ribu per liter untuk kemasan premium, Rp13.500 per liter untuk kemasan sederhana, dan Rp11.500 per liter untuk minyak goreng curah.

Namun ketika pemerintah mencabut kebijakan HET dan mengembalikan harga minyak goreng kemasan premium dan sederhana kepada mekanisme pasar, stok minyak goreng secara tiba-tiba banjir di pasaran dengan harga di kisaran Rp23.000 hingga Rp25.000 per liter.

Baca Juga: YLKI Desak KPPU Selidiki Dugaan Kartel dan Oligopoli Minyak Goreng

Menurut Tulus, kebijakan pemerintah sebelumnya yang menerapkan HET minyak goreng tidak efektif dan malah menyebabkan kelangkaan, dikarenakan kebijakannya melawan pasar di mana mengharuskan harga maksimal Rp14 ribu rupiah padahal harga keekonomian sesuai mekanisme pasar di atas itu.

“Selama ini intervensi pemerintah pada pasar minyak goreng dengan cara melawan pasar. Dan terbukti gagal total. Malah menimbulkan chaos di tengah masyarakat,” katanya.

Tulus menilai kebijakan terbaru yang ditetapkan pemerintah terhadap minyak goreng di atas kertas atau secara umum lebih market friendly, dan diharapkan bisa menjadi upaya untuk memperbaiki distribusi dan pasokan minyak goreng pada masyarakat dengan harga terjangkau.

YLKI mendesak pemerintah untuk memperketat pengawasan terkait HET minyak goreng curah dengan harga Rp14.000 per liter agar tepat sasaran.

“Jangan sampai kelompok konsumen minyak goreng premium mengambil hak konsumen menengah bawah dengan membeli, apalagi memborong minyak goreng nonpremium yang harganya jauh lebih murah,” kata Tulus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya