SOLOPOS.COM - Ilustrasi transfusi darah oleh donor darah sukarela PMI (JIBI/Solopos/Dok.)

Stok darah PMI Solo sempat menipis sehingga komunitas-komunitas digandeng menyumbangkan darah.

Solopos.com, SOLO — Stok atau persediaan darah di Palang Merah Indonesia (PMI) Solo sempat menipis pada H+7 Lebaran. Dari zona aman tersedianya stok darah, yakni 1.500 kantong untuk semua jenis golongan darah, saat itu hanya ada 500 kantong.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Stok darah di PMI Solo sempat menipis karena prediksi kami setelah H+7 Lebaran kembali normal. Atau di zona hijau, yakni 1.500 kantong darah. Tapi, kenyatannya hanya ada 500 kantong karena banyak donor yang belum menyumbangkan darah mereka. Sebab, masih ada yang mudik dan bepergian ke luar kota,” kata Sekretaris PMI Solo, Sumartono Hadinoto, saat dihubungi Solopos.com, Senin (25/7/2016).

Ia lalu menghubungi donor di berbagai komunitas di Solo yang dengan sukarela menyumbangkan darah mereka. Tak beberapa lama, ketersediaan darah itu kembali terpenuhi dalam zona aman. “Kami bersyukur masih dipercaya masyarakat untuk kerja sama dalam pengelolaan darah sehingga stok kembali bisa tercukupi,” ujarnya.

Sebenarnya, lanjut dia, PMI sudah mengantisipasi terjadinya kekurangan stok darah menjelang Ramadan dan Lebaran 2016 dengan merangkul berbagai komunitas di Solo. Pada kenyataan, kondisi lapangan tidak selalu sama dengan rencana awal.

“Meskipun stok darah sempat menipis, yang pasti pasien di rumah sakit tidak sampai kekurangan stok darah. Hanya, apa yang menjadi target PMI untuk zona  aman terkadang tidak sesuai rencana,” tutur Sumartono.

Saat ini, jumlah stok darah di PMI sudah kembali normal dengan jumlah total 1.493 kantong pada Senin (25/7/2016) pukul 07.30 WIB. Jumlah itu terdiri atas 369 kantong darah golongan A, 421 kantong darah golongan B, 560 kantong darah golongan O, dan 143 kantong darah golongan AB. Dia menyatakan sesuai komitmen PMI, zona hijau adalah jumlah stok darah mulai 1.000 kantong hingga 1.500 kantong.

Diberitakan sebelumnya, jumlah kebutuhan darah pada awal Ramadan sempat naik 30 kantong. Hal itu berbeda dibanding beberapa tahun sebelumnya. Biasanya, permintaan darah saat Ramadan sekitar 300 kantong/hari atau sama seperti saat di luar Ramadan. Sumartono menduga kenaikan itu karena rumah sakit di Solo menjadi pusat rujukan sejumlah rumah sakit di Soloraya sehingga banyak pasien luar kota yang berobat ke Solo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya