SOLOPOS.COM - Pengunjung menikmati durian dalam Festival 1.000 Durian di Balai Desa Pentur, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali, Minggu (22/1/2023). Lebih dari seribu durian habis dalam dua hari. (Solopos.com/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALIFestival 1.000 Durian di Desa Pentur, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali yang sedianya dilangsungkan selama empat hari, Sabtu-Selasa (21-24/1/2023) dipotong menjadi dua hari yaitu Sabtu dan Minggu. Penyebabnya, stok durian yang disiapkan panitia penyelenggara selalu cepat habis diburu pengunjung.

Kepala Desa (Kades) Pentur, Maskuriyadi, mengungkapkan sebenarnya jam buka festival dimulai dari pukul 09.00 WIB-21.00 WIB. Namun pada hari pertama, stok ludes sekitar pukul 17.00 WIB. Di hari kedua, stok durian kembali ludes sebelum pukul 16.00 WIB.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Stok menipis, jika mau beli bisa langsung ke petani atau pedagang lokal di Desa Pentur,” ujarnya kepada Solopos.com, Minggu (22/1/2023) sore.

Akan tetapi, ia mengatakan akan mengadakan acara serupa pada 2023. Tak hanya itu, akan ada juga kirab gunungan durian, bazar durian murah, dan juga aneka makanan olahan dari durian.

“Kami akan mempersiapkan acara tahun depan dengan lebih baik lagi,” katanya.

Kades Pentur tersebut mengungkapkan pada hari pertama di Festival 1.000 Durian, 450-an buah habis dilibas oleh 51 orang. Kemudian, ada sekitar 54 durian yang dibeli untuk dijadikan sebagai oleh-oleh.

“Kalau kemarin itu saya cek yang beli tiket itu ada 51 orang. Itu kemarin ada yang orang Jepang itu ada, pas dia ke Sragen mampir ke sini juga. Terus ada orang Solo, Klaten, Wonogiri, banyak. Yang Boyolali itu kayak Banyudono, Selo, Juwangi, banyak,” tuturnya saat berbincang kepada Solopos.com di lokasi acara, Minggu (22/1/2023).

Beberapa komunitas pegowes, mobil, komunitas pencinta motor gede, juga ikut berdatangan menyantap durian lokal Pentur seperti montong dan durian duri hitam.

Ia mengungkapkan, total durian yang terjual dari hari pertama dan kedua mencapai 1.151 durian. Harga tiket masuk (HTM) orang dewasa Rp100.000 per orang. Sedangkan anak-anak senilai Rp50.000 per orang.

Dengan HTM yang ditentukan, masyarakat bisa menikmati sajian durian sepuasnya. Bahkan, bisa membawa oleh-oleh durian dengan harga mulai dari Rp50.000 per buah.

“Di hari pertama itu kami buka mulai dari pukul 09.00 WIB sampai 17.00 WIB karena stok hari pertama habis. Kemudian, hari kedua ini rampung pukul 16.00 WIB dengan total durian terjual 1.151 buah,” kata dia.

Maskuriyadi mengungkapkan acara Festival 1.000 Durian Desa Pentur tersebut diadakan untuk membantu menjualkan hasil bumi masyarakat. Biasanya, masyarakat menjual durian mereka di rumah.

Para pembeli yang berasal dari desa atau pun kecamatan tetangga langsung mengunjungi ke rumah warga atau ada pengepul yang membantu menjualkan ke luar kota.

“Ada juga yang buka penjualan online itu yang beli luar kota. Bahkan sempat dikirim sampai Kalimantan. Cuma mengirimnya itu sudah diwadahi [dalam wadah], bukan bentuk durian,” jelasnya.

Tak hanya membantu menjualkan durian warga, Festival 1.000 Durian tersebut juga bermaksud memperkenalkan potensi lokal Desa Pentur. Maksuriyadi mengklaim, di Kecamatan Simo hanya Desa Pentur yang memiliki tingkat produktivitas durian yang tinggi.

Dalam sekali musim, ungkap Maskuriyadi, lebih dari satu juta durian yang dihasilkan oleh warga Desa Pentur. Dengan acara tersebut, Maskuriyadi juga ingin mem-branding Desa Pentur sebagai penghasil durian.

“Di sini itu, satu rumah minimal punya satu durian. Jadi memang produktivitasnya tinggi. Dengan event ini, semoga yang tidak tahu Desa Pentur penghasil durian bisa tahu, bisa makan durian Pentur,” jelasnya.

Salah satu pencinta durian asal Teras Boyolali, Eksani, mengunjungi Desa Pentur pada hari pertama Festival 1.000 Durian dibuka. Ia menghabiskan uang Rp220.000 untuk menyantap durian Desa Pentur. Rinciannya, Rp100.000 untuk makan sepuasnya, sisanya digunakan untuk membeli durian.

“Di sana duriannya banyak sekali, terus saya bayar HTM. Saya dipersilakan makan durian dan memilih, saya makan empat durian di sana. Beraneka rasa, tentu rasa yang paling enak itu kemarin durian montong, jadi manis ada pahitnya sedikit,” ungkapnya.

Sebagai pencinta durian, ia mengaku senang karena HTM di Festival 1.000 Durian cukup murah dibanding acara serupa lainnya. Umumnya, harga durian dengan kualitas rasa yang sama seharga Rp100.000 lebih per buah. Ia mengatakan jika acara tersebut diadakan lagi, ia akan menjadi yang pertama datang.

Eksani mengaku sengaja tidak makan dari rumah saat berkunjung ke Festival 1.000 Durian. Tujuannya agar bisa makan banyak di acara tersebut. Terbukti, dia bisa menghabiskan empat durian sendirian.

“Kalau di situ, saya bayar Rp100.000 tapi bisa makan empat. Saya sendiri puas sekali mengunjungi Desa Pentur. Ke depan, untuk warga Pentur yang mayoritas petani durian, mungkin bisa dibuat gunungan, arak-arakan, nanti pasti akan mendatangkan pembeli,” kata dia.

Berdasarkan data Boyolali Dalam Angka 2022 yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), produktivitas durian di Boyolali pada 2021 mencapai 34.055 kuintal. Angka tersebut melesat hampir 100 persen dari 2020 sebesar 17.503 kuintal

Produktivitas tertinggi pada 2021 berada di Kecamatan Karanggede, yaitu 12.305 kuintal. Di Kecamatan Simo, produktivitas pada 2021 melejit dari 2020, yaitu dari 921 kuintal menjadi 2.644 kuintal.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya