SOLOPOS.COM - Foto status controversial dari akun Facebook Dianarista Arinaya. (foto : grup publik Facebook Paguyuban Madiun)

Status kontroversial kali ini dibuat pengguna akun Facebook Dianarista Arinaya yang membandingkan kondisi Alun-Alun Madiun dengan Alun-Alun Sidoarjo.

Madiunpos.com, MADIUN — Netizen Madiun antikritik? Tatkala ada netizen lain membuat status yang mereka anggap kontroversial karena mengkritik situasi belum ideal di Kota Madiun, maka mereka tanpa ragu melarang pengkritik itu menginjakkan kaki di Kota Gadis.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Adalah pengguna akun Facebook Dianarista Arinaya yang menjadi bahan gunjingan di dunia maya, Internet, gara-gara mencoba mengkritik kondisi belum ideal Kota Madiun.  Status Dianarista Arinaya dianggap sebagian netizen Madiun kontroversial karena bernada menjelek-jelekan kondisi Alun-Alun Madiun.

Gunjingan netizen tersebut berawal dari hasil capture status Dianarista Arinaya yang diambil dari dinding Facebook pengguna akun Bams Pratikno oleh pengguna akun Facebook Al Abud Pramono. Oleh Al Abud Pramono, hasil capture status Dianarista Arinaya itu diunggajhnya di Grup Publik Facebook Paguyuban Madiun (Paguma).

“Mari ngerti alun alun e sidoarjo trus mbalik mediun , ngingeti alun alun e mediun,, mutah langsung hahaha ,, gumoh ora uwes-uwes,” tulisan Dianarista Arinaya di dinding Facebooknya yang terbaca pengguna akun Facebook Al Abud Pramono di dinding Facebook pengguna akun Bams Pratikno.

Karena dianggap sebagian member Grup Publik Facebook Paguyuban Madiun (Paguma) kontroversial, status Dianarista Arinaya itu segera ramai digunjingkan. Primordialisme netizen Madiun itu bahkan menyebabkan mereka geram sehingga tega menolak Dianarista Arinaya menginjakkan kaki kembali di Madiun.

Pantauan Madiunpos.com, Rabu (10/2/2016) pukul 07.00 WIB, capture status Dianarista Arinaya untuk sesama teman yang diunggah Al Abud Pramono ke grup publik itu sudah disukai 51 pengguna Facebook dan mendapat 114 komentar. Tak satupun yang mempersoalkan ulah Al Abud Pramono yang menyeret perbincangan antarteman di media jejaring sosial Facebook itu ke grup publik.

Member Grup Publik Facebook Paguyuban Madiun (Paguma) umumnya menyoroti capture status Dianarista Arinaya. Unggahan foto yang berisi status kontroversial yang mereka anggap sebagai penghinaan terhadap Alun-Alun Madiun itu menjadi bahan bully di grup publik Paguyuban Madiun.

Akun Deactive
Saat sejumlah netizen ingin mengetahui pemilik akun Facebook Dianarista Arinaya yang membuat status kontroversial itu, akun dengan nama itu sudah tidak bisa mereka temukan. Mereka menduga akun tersebut sudah ditutup atau ganti nama akun.

Pengguna Facebook Cipunk-si’jaguarpaw TheApocalypto menganggap  Dianarista Arinaya sebagai orang yang jarang pergi. Saat pergi ke Sidoarjo langsung pamer dengan membanding-bandingkan kondisi Alun-Alun Madiun dengan Alun-Alun Sidoarjo. “Katrok cah kui lagi ngluyur pisan neng sidoarjo muleh2 pamer sok dadi anak kota padahal urip e ng kono lho tengah alas jati panganane entong,” tulisnya dalam kolom komentar.

Sedangkan pengguna akun Facebook Yulias menyampaikan ketika tidak bisa berbuat sesuatu untuk kebaikan Madiun, minimal jangan menjelek-jelekan. Dia meminta untuk setiap orang untuk menjaga lisan. “Kalau tidak bisa berbuat sesuatu untuk kebaikan kota kita ya minimal tolong jaga bicaranya,” tulisnya dalam komentar.

Foto mengenai status kontroversial dari Dianarista Arinaya juga diunggah di grup publik Facebook Madiun oleh akun Facebook Gie Lontang Lantung dengan memberi keterangan “Ngeneki piye perasaanmu lur???”.

Sama seperti di Grup Publik Facebook Paguma, di Grup Publik Facebook Madiun, status akun Facebook Dianarista Arinaya yang dibawa ke ruang publik oleh Gie Lontang Lantung itu juga memicu primordialisme dan memicu caci maki.

Tak Bisa Dibandingkan?

Sampah berserakan di Alun-Alun Kota Madiun, Jawa Timur (Jatim), Minggu (10/1/2016) pukul 03.00 WIB. (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Madiunpos.com)

Sampah berserakan di Alun-Alun Kota Madiun, Jawa Timur (Jatim), Minggu (10/1/2016) pukul 03.00 WIB. (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Madiunpos.com)

Pengguna Facebook Mozes Sugiarto menyampaikan setiap hari dirinya pulang-pergi Surabaya-Sidoarjo dengan melewati Alun-Alun Sidoarjo. Menurut dia, Madiun itu paling bagus, karena merupakan kampung halaman yang tidak bisa dibandingkan.

“Saya tiap hari PP Surabaya – Sidoarjo…. Tiap hari ngelewati alun2 Sidoarjo… Tetep Madiun iku paling maknyus… Kampung halaman tidak bisa dibandingkan,” tulis dia dalam kolom komentar di grup publik Madiun.

Primordialisme netizen Madiun itu tak muncul kala Madiunpos.com, 11 Januari 2016 lalu memaparkan fakta atas joroknya Alun-Alun Madiun dalam bentuk rekaman lensa. Salah seorang pedagang kaki lima (PKL) makanan di Alun-Alun Kota Madiun, Suhardi, 52, yang memaparkan perilaku buruk sebagian warga dalam wawancara dengan Madiunpos.com juga tak kemudian diusir dari Kota Gadis.

Padahal, tak kalah blak-blakan, Suhardi juga mengungkap perilaku jorok sebagian warga Madiun pengunjung alun-alun kota mereka. Ia menyebut kotornya Alun-Alun Madiun itu karena sebagian pengunjung masih terbiasa membuang sampah secara sembarangan, bukan di tempat sampah. Melengkapi kritiknya atas perilaku sebagian warga Madiun, Suhardi berharap pengunjung lebih tertib dengan membuang sampah di tempat sampah.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Madiun Raya
KLIK di sini untuk mengintip Kabar Sragen Terlengkap

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya