SOLOPOS.COM - Gubernur Ganjar Pranowo (kiri) meninjau sumber gas baru di Mrapen bersama Kepala Dinas ESDM Jateng, Sujarwanto Dwiatmoko (kanan) dan Plh Bupati Grobogan Moh. Sumarsono, Selasa (20/4/2021). (Solopos.com/Arif Fajar Setiadi)

Solopos.com, PURWODADI – Upaya menemukan sumber gas baru agar Api Abadi Mrapen bisa menyala kembali ternyata tidak hanya secara keilmuan namun juga dengan cara lain. Yakni melakukan ritual agar semua dilancarkan.

“Iya kami juga melakukan ritual saat mencari sumber gas baru,” ujar Kepala Dinas ESDM Jateng, Sujarwanto Dwiatmoko seusai penyalaan kembali Api Abadi Mrapen oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Selasa (20/4/2021).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ketika ditanya kembali ritual macam apa yang dilakukan, Sujarwanto enggan menjelaskan. Namun dia memastikan bahwa selain survei geolistrik pihaknya juga melakukan ritual saat proses pencarian sumber gas.

“Sebenarnya ada beberapa tahap untuk pencarian sumber gas baru sebagai suplai Api Abadi Mrapen. Yakni melalui survei geolistrik, kemudian setelah ditemukan dilakukan pengeboran. Selain itu ya ada ritual juga,” kata Sujarwanto.

Baca juga: Api Abadi Mrapen Nyala Kembali, Gubernur Ganjar Larang Pengeboran di Sekitar Lokasi

Dinas ESDM Jateng begitu diperintahkan Gubernur Ganjar untuk mengecek penyebab padamnya Api Abadi Mrapen, langsung mendatangi lokasi. Kemudian lanjut Sujarwanto, dilakukan pengecekan dan mereorientasi aliran gasnya.

“Ditemukan penyebab matinya Api Abadi Mrapen karena terjadi kebocoran aliran gasnya. Setelah itu kami lakukan survei geolistrik untuk menemukan sumber gas baru,” ujarnya.

Ditemukan ada dua titik sumber gas baru yang cukup potensial. Yakni di dekat musala (timur laut) dan satu lagi di dekat jembatan kecil (barat daya). Setelah itu dilakukan pengeboran dengan kedalaman 40 meter dan 42 meter.

“Untuk sumber di dekat musala kita bor sedalam 40 meter, sedang di sebelah jembata pengeboran sedalam 42 meter. Kedua sumber gas tersebut kemudian dialirkan ke tempat pengolahan agar yang digunakan untuk Api Abadi Mrapen adalah gas murni,” tambah Sujarwanto.

Baca juga: Ditemukan Sumber Gas Baru, Api Abadi Mrapen Menyala Lagi

Larangan Pengeboran

Mengenai seberapa lama sumber gas tersebut mampu bertahan, Sujarwanto mengatakan prediksi minimal adalah 30 tahun. Sehingga selama 30 tahun ke depan Api Abadi Mrapen tetap menyala.

“Tapi jika dirawat dengan baik dan tidak ada kebocoran lagi, Api Abadi Mrapen bisa menyala selama 60 tahun ke depan,” imbuhnya.

Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo melarang adanya pengeboran di sekitar lokasi tersebut. Hal ini demi menjaga agar api di obyek wisata di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, tetap menyala.

“Ini [Api Abadi Mrapen] ikon dunia, banyak event penting pernah dilaksanakan di tempat ini. Oleh karena itu warga atau siapapun tidak boleh melakukan kegiatan pengeboran, agar api di Api Abadi Mrapen tetap terjaga,” kata Ganjar seusai menyalakan kembali api Mrapen, Selasa (20/4/2021).

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya