SOLOPOS.COM - Ilustrasi zona merah Covid-19. (Freepik)

Solopos.com, SRAGEN – Dua pusat kegiatan ekonomi para pegadang kaki lima (PKL) ditutup sementara lantaran Sragen masuk menjadi zona merah Covid-9.

Dua pusat ekonomi PKL itu terdapat di Jl. Diponegoro Sragen dengan konsep night market Sukowati yang buka setiap Sabtu malam dan di Stadion Taruna Sragen dengan konsep pasar tiban yang buka setiap Minggu pagi.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sragen Tedi Rosanto saat ditemui Solopos.com, Selasa (1/6/2021), menyampaikan dua pusat ekonomi PKL itu terpaksa ditutup sementara karena Sragen zona merah persebaran Covid-19 dan supaya tidak menjadi klaster baru.

Tedi mengatakan pembukaan dua pusat ekonom itu masih menunggu rapat evaluasi yang dipimpin Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen pada Rabu (2/6/2021) besok.

“Kami melakukan evaluasi terus dan melakukan perbaikan terus. Sampai kapan dua tempat itu ditutup, tergantung pada keputusan rapat Rabu besok. Kalau pun tetap buka maka wajib memperketat protokol kesehatan,” ujar Tedi.

Baca juga: Menolak Lupa, 67.157 Warga Tergusur Demi Waduk Gajah Mungkur Wonogiri

Dia menerangkan untuk aktivitas di Sentra Kuliner Veteran Brigjen Katamso dan pusat PKL Taman Kartini di sepanjang Jl. R.A. Kartini Sragen tetap buka karena sudah ada tempat khusus di dua lokasi itu. Tedi terus mengingatkan para pedagang di Kuliner Veteran dan Taman kartini supaya tetap memperketat protokol kesehatan.

“Peringatan itu disampaikan ke paguyuban. Kami juga sudah melayangkan surat edaran Sekda kepada paguyuban yang intinya tidak boleh menggelar hiburan dalam jenis apa pun. Ayo diperketat!” ujarnya.

Tedi menyadai larangan hiburan di lokasi PKL dan kuliner itu berdampak pada sepinya pengunjung. Tetapi kalau hiburan tetap diadakan, kata dia, situasinya masih pandemi dan zona merah Covid-19.

Dia menyampaikan masa pandemi Covid-19 ini memang serba ewuh semua karena harus menyeimbangkan antara kepentingan kesehatan dan ekonomi. Oleh karenanya, Tedi meminta ada kesadaran dan kebijaksanaan semua pihak.

“Termasuk pasar tradisional juga diperketat. Saya sudah meminta para lurah pasar saat pasar tutup dilakukan penyemprotan disinfektan. Saat pasar aktif terus mengingatkan pengunjung dan pegadang untuk pakai masker, jaga jarak, dan cuci tangan meskipun imbauan lewat megaphone itu sudah merupakan upaya aksi antisipasi,” jelasnya.

Baca juga: Bruukk, Tak Ada Hujan atau Angin Rumah Warga Sragen Mendadak Ambruk

Wakil Ketua EO Night Market Sukowati, Sragen, Hari Suriyanto, menyampaikan rencananya night market hanya tutup satu kegiatan saja, yakni pada Sabtu (29/5/2021) lalu. Dia mengatakan sosialisasi terus jalan lewat media sosial anggota peguyuban. Dengan tutupnya night market pada Sabtu lalu, kata dia, banyak pengunjung yang kecele.

“Dengan penutupan kegiatan itu ada yang merasakan dirugikan dan ada yang menerimanya. Namanya mengatur orang banyak pasti ada yang pro dan kontra,” jelasnya.

Ketua Paguyuban Pasar Tiban Sragen, Setyono Genggong, mengatakan pasar tiban di Taruna sementara ditutup karena Sragen zona merah Covid-19.

“Pembukaan kembali masih menunggu hasil rapat berikutnya,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya