Anda bisa mencari berdasar kategori
atau judul berita
Masukan kata kunci

Sragen Punya 2 Lokasi Semburan Gas Rawa, Ada yang Macet, Ada yang Masih Aktif

Sragen Punya 2 Lokasi Semburan Gas Rawa, Ada yang Macet, Ada yang Masih Aktif
author
Rohmah Ermawati Selasa, 24 Agustus 2021 - 17:32 WIB
share
SOLOPOS.COM - Nyala api di Bonagung Sragen yang menunjukkan tanda-tanda keabadian. (Moh Khodiq Duhri/Solopos.com)

Solopos.com, SRAGEN — Dua lokasi semburan gas rawa atau biogenic shallow gas (BSG) ada di Kabupaten Sragen. Berdasar data dari Dinas ESDM Jateng, gas rawa di Sragen muncul di Desa Bonagung, Kecamatan Tanon, dan Desa Gabus, Kecamatan Ngrampal.

Kepala Desa Gabus, Ngrampal, Sragen, Sumarwanto, saat dmintai informasi mengatakan semburan gas rawa itu sudah lama muncul di wilayahnya tepatnya di Dukuh Made Kulon, RT 24.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurutnya, terdapat beberapa titik semburan gas rawa di lokasi tersebut. Namun, ia belum tahu pasti kondisi terkini dari semburan gas rawa itu seperti apa. “Ada yang sudah macet dan ada yang masih aktif,” ucapnya, baru-baru ini.

Baca juga: Api Bonagung Sragen Dianggap Bisa Gantikan Api Mrapen yang Padam

Sementara itu berdasarkan catatan Solopos.com, semburan api di Dukuh Banyurip, Desa Bonagung, Kecamatan Tanon, Sragen, masih konstan setahun setelah kali pertama ditemukan pada 18 Agustus 2019 lalu.

“Dulu, nyala api memang sempat padam karena permukaan tanah dipenuhi genangan air hujan. Tapi, setelah itu api nyala kembali. Sampai sekarang, api ini terus menyala tanpa mati,” ujar Sarwoko, warga Dukuh Sendangwuni, Desa Bonagung, Kecamatan Tanon, saat ditemui Solopos.com di lokasi, Minggu (4/10/2020) lalu.

Bongkahan Tanah Menjadi Bara Api

Semburan api di Bonagung itu ditemukan di lokasi pembangunan sumur dalam di lahan milik Rebo. Meski kedalaman sudah mencapai sekitar 50 meter, tidak ada tanda-tanda sumber air di lokasi tersebut. Karena tidak ada sumber air, penggalian sumur itu akhirnya dihentikan.

Baca juga: Tak Disangka! Sragen Punya 2 Lokasi Semburan Gas Rawa, Ini Lokasinya

Lubang sumur itu akhirnya ditutup lagi. Namun, keanehan baru muncul sekitar dua tahun kemudian, yakni munculnya bara api.

“Pada saat itu, pemilik lahan bermaksud istirahat dengan duduk di atas tanah bekas sumur yang pernah digali dua tahun sebelumnya. Saat itu dia merasakan suhu panas dari tanah. Setelah digali, ternyata ada bongkahan tanah yang sudah menjadi bara api. Bara api itu kemudian menyala jadi api yang tak kunjung padam sampai sekarang,” papar Widodo, warga sekitar, pada Oktober 2020 lalu.

Pada saat itu, keberadaan semburan api itu sempat menjadi daya tarik pengunjung. Karang taruna Dukuh Banyurip, Desa Kalikobok, kemudian berinisiatif menata lokasi ditemukannya semburan api tersebut.

Selain membuka jalan setapak menuju lokasi, mereka juga membuat gubuk untuk melindungi api di Desa Bonagung itu dari hujan.

Baca juga: Nahas, Warga Tanon Sragen Jadi Korban Ke-20 Meninggal Akibat Jebakan Tikus

Diberitakan sebelumnya, pada 18 Agustus lalu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, meresmikan pemanfaatan separator gas rawa untuk memasok kebutuhan energi rumah tangga di Desa Pegundungan, Kecamatan Pejawaran, Kabupaten Banjarnegara.

Puluhan warga di desa ini sudah mandiri energi karena tak lagi bergantung kepada gas elpiji untuk keperluan memasak. Sebab, mereka sudah bisa memanfaatkan gas rawa untuk keperluan memasak.

Mencukupi Kebutuhan Energi

Saat memberangkatkan tim Ekspedisi Energi yang digelar Solopos Media Group secara virtual pada 11-14 Agustus lalu, Ganjar berharap semua potensi gas rawa yang ada di Jawa Tengah bisa dikembangkan untuk mencukupi kebutuhan gas masyarakat sekitar.

“Ada banyak lokasi semburan gas rawa di Jateng. Tapi baru beberapa yang bisa dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan energi warga sekitar. Mudah-mudahan peresmian separator gas rawa di Banjarnegara bisa menginspirasi desa lain menuju desa mandiri energi,” papar Ganjar pada kesempatan itu.

Baca juga: Sadis, 2 Perampok di Sragen Tusuk Korbannya Berkali-Kali Pakai Gunting

Ditemui di kantornya beberapa waktu lalu, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Tengah, Sujarwanto Dwiatmoko, mengemukakan munculnya gas rawa menandakan bila kawasan itu dulunya merupakan rawa pada masa purba.

Berdasar data dari Dinas ESDM Jateng, di Soloraya, gas rawa selain menyembur di Sragen juga muncul di Desa Krendowahono, Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar.

“Kami sudah punya peta produksi gas rawa di Jateng. Di Grobogan, Karanganyar, Sragen dan Banjarnegara ada. Nilai investasinya Rp200 juta dan bisa memasok gas untuk 25 rumah tangga. Tetapi, bisa dikembangkan untuk 100 rumah tangga. Kami hanya perlu membuat sumur dangkal untuk menangkap gas. Gas lalu disalurkan ke separator yang berfungsi memisahkan gas dan air sebelum disalurkan ke rumah-rumah warga melalui pipa,” papar Sujarwanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya

Koran Solopos


Berita Populer

Dapatkan akses tak terbatas
Part of Solopos.com
ISSN BRIN