SOLOPOS.COM - Layanan perpustakaan keliling di halaman Pendapa Rumdin Bupati Sragen sebagai sarana penunjang Safari Gerakan Nasional Pembudayaan Kegemaran Membaca di Provinsi dan Kabupaten/Kota 2019, Rabu (25/9/2019). (Solopos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Sragen menjadi pelopor pengembangan perpustakaan kecamatan di Indonesia. Prestasi tersebut diapresiasi Perpusnas dalam acara Safari Gerakan Nasional Membaca yang digelar, Rabu (25/9/2019).

Agenda tersebut digelar di Pendapa Sumonegaran Rumah Dinas Bupati Sragen yang dihadiri Sekretaris Utama Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Sri Sumekar. Acara tersebut digelar guna membudayakan gemar membaca kepada masyarakat, khususnya di Sragen, Jawa Tengah, yang termasuk dalam agenda besar Safari Gerakan Nasional Pembudayaan Kegemaran Membaca di Provinsi dan Kabupaten/Kota 2019 di 100 kabupaten/kota.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sri Sumekar menjelaskan, safari tersebut digelar selama lima tahun terakhir. Selama itu, Perpusnas sudah berkunjung ke 100 kabupaten/kota di Indonesia untuk mengajak masyarakat menjadikan perpustakaan sebagai pusat belajar. Dia mengapresiasi pemerintah Kabupaten Sragen yang sangat perhatian dengan keberadaan perpustakaan. Bahkan sampai menjadi pionir pengelolaan perpustakaan di Indonesia.

“Kami berharap perpustakaan dikembangkan dengan mengangkat lokalitas dalam perencanaan perpustakaan berkelanjutan. Perkembangan perpustakaan di Indonesia luar biasa. Hingga 2019 tercatat ada 165.100 perpustakaan. Sragen ini tidak sekadar memulai dari kabupaten tetapi juga memulai dengan perpustakaan tingkat kecamatan. Sragen ini jadi pionir di Indonesia,” ujar Sri Sumekar kepada Solopos.com.

Sri Sumekar meminta pengembangan perpustakaan ke depan harus berbasis inklusi. Maksudnya, perpustakaan tidak sekadar melayani peminjaman buku, tetapi juga mengedukasi masyarakat lewat program pelatihan keterampilan yang bersumber dari pustaka.

Safari Gerakan Nasional Gemar Membaca di Sragen dikemas dalam bentuk sarasehan dengan keynote speaker anggota DPR Partai Demokrat, Rinto Subekti, serta sejumlah narasumber dari Perpusnas, Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah (Jateng), dan Perpustakaan Daerah (Perpusda) Sragen.

Sejumlah potensi Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah (Arpusda) Sragen dikeluarkan untuk memeriahkan kegiatan tersebut. Mulai dari tiga unit perpustakaan keliling yang dilayankan di halaman Pendapa Rumdin Bupati Sragen dengan sejumlah siswa sekolah dasar (SD) sebagai pengunjungnya.

Bupati Sragen, Yuni Sukowati, memberi kenang-kenangan kepada Sekretaris Utama Perpusnas, Sri Sumekar, seusai membuka acara Safari Gerakan Nasional Pembudayaan Kegemaran Membaca di Provinsi dan Kabupaten/Kota 2019 di Pendapa Rumdin Bupati Sragen, Rabu (25/9/2019). (Solopos/Tri Rahayu)

Bupati Sragen, Yuni Sukowati, memberi kenang-kenangan kepada Sekretaris Utama Perpusnas, Sri Sumekar, seusai membuka acara Safari Gerakan Nasional Pembudayaan Kegemaran Membaca di Provinsi dan Kabupaten/Kota 2019 di Pendapa Rumdin Bupati Sragen, Rabu (25/9/2019). (Solopos/Tri Rahayu)

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, menyampaikan komitmen Pemkab Sragen yang mendeklarasikan Sragen sebagai Kabupaten Literasi pada 2016 lalu. Gerakan itu masih konsisten dilakukan dan Pemkab berkomitmen menjadikan Sragen Kabupaten Literasi. Caranya dengan membiasakan siswa membaca buku selama 15 menit pada jam pertama pelajaran itu.

“Dengan pola itu, anak-anak diedukasi untuk gemar membaca buku dan tidak lagi bermain HP. Ketika buku tidak menarik bagi anak-anak, itu menjadi tantangan tersendiri. Salah satu strateginya membiasakan anak mengenal buku, seperti didongengkan saat hendak tidur dan seterusnya,” ujar Bupati Sragen.

Kepala Dinas Arpusda Sragen, Parsono, menyampaikan safari gerakan nasional pembudayaan membaca buku ini menjadi sarana agar anak gemar membaca buku. Dia menyampaikan tingkat kunjungan di perpustakaan daerah yang ada di Sragen kota, Gemolong, dan Gondang sudah baik dan sesuai target. Dalam sehari, sekitar 150-200 orang memadati Perpusda Sragen. Sementara pengunjung perpustakaan di Gemolong dan Gondang berkisar antara 50-100 orang.

“Kegiatan safari gerakan nasional ini hanya digelar di Sragen untuk wilayah Soloraya. Kalau di wilayah Jateng saya kurang paham. Untuk mendukung perpustakaan berbasis inklusi, kami sudah mengembangkan perpustakaan untuk pelatihan keterampilan para ibu rumah tangga dan pelatihan bagi perangkat desa,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya