SOLOPOS.COM - Ilustrasi perumahan. (freepik)

Solopos.com, SRAGEN—Kelurahan Sragen Kulon, Kecamatan Sragen Kota, Sragen, menjadi wilayah kelurahan dengan jumlah penduduk terpadat dari 208 desa/kelurahan di Kabupaten Sragen.

Berdasarkan data kepala keluarga (KK) yang diterima dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Sragen, jumlah KK di Sragen Kulon paling banyak yakni 5.635 keluarga.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Data Dipendukcapil yang disampaikan Kepala Dispendukcapil Sragen Adi Siswanto, Kamis (13/10/2022), menyebut keluarga di Sragen Kulon terdiri atas kepala keluarga laki-laki sebanyak 4.197 keluarga dan kepala keluarga perempuan sebanyk 1.438 keluarga.

Kelurahan terpadat kedua berada di Sragen Wetan dengan jumlah 5.212 keluarga yang terdiri atas 3.949 keluarga dengan kepala keluarga laki-laki dan 1.263 keluarga dengan kepala keluarga perempuan.

Baca Juga: Belum Punya Data, Pemkab Sragen Petakan Batas Wilayah 418 RT di 2 Kecamatan

Desa terpadat ketiga di Sragen ditempati Desa Puro di Kecamatan Karangmalng dengan jumlah keluarga sebanyak 3.768 keluarga yang terdiri atas 3.036 keluarga dengan kepala keluarga laki-laki dan 732 keluarga dengan kapala keluarga perempuan.

Puro merupakan satu-satunya desa paling padat dari 192 desa yang menyebar di 20 kecamatan.

Lurah Sragen Kulon, Puryatno, saat dihubungi Solopos.com, Kamis, mengungkapkan Sragen Kulon memang merupakan wilayah kelurahan paling padat penduduknya.

Dia menyebut jumlah penduduk di Sragen Kulon hampir menyentuh angka 20.000 jiwa yang menyebar di 94 rukun tetangga (RT) dan 23 rukun warga (RW). Bila dirata-rata jumlah keluarga per RT sekitar 60 keluarga.

“Di Sragen Kulon sudah tidak ada lahan kosong karena sudah penuh dengan rumah. Perumahan terakhir di Sragen Kulon itu ada di belakang SMPN 3 Sragen. Dulu lahan kosong dan sekarang menjadi perumahan. Jadi tidak ada pemekaran RT lagi. Saya masuk ke Sragen Kulon sudah padat seperti ini. Problemnya mungkin sama dengan kelurahan lainnya,” jelas Puryatno.

Baca Juga: Inspiratif, 100 Ibu-ibu di Sragen Ini Punya WhatsApp Grup untuk Jualan Online

Dia menerangkan Sragen Kulon berbeda dengan Kelurahan Plumbungan di Kecamatan Karangmalang yang masih banyak sawah sehingga memungkinkan adanya pertumbuhan perumahan baru.

Puryatno yang juga mantan Lurah Plumbungan itu mengatakan pemekaran RT di Plumbungan relatif terjadi seiring dengan penambahan jumlah perumahan di Plumbungan.

Dia menjelaskan jumlah warga miskin di Sragen Kulon tidak sebanyak di Sragen Wetan. Meskipun menjadi kelurahan terpadat, tetapi jumlah penduduk miskinnya tidak terbanyak, yakni sebanyak 1.371 jiwa.

Dia menerangkan sebenarnya data riil warga miskin di Sragen Kulon itu ada 400-an jiwa tetapi karena ada pandemi Covid-19 maka banyak warga yang mendapat bantuan sehingga masuk data.

“Sebenarnya mereka belum tentu miskin, tetapi hanya kurang mampu,” jelasnya.

Baca Juga: Inspirasi Bisnis, Minuman Tren di Sragen Beromzet Hingga Rp8 Juta/Hari

Dia menjelaskan 30% penduduk di Sragen Kulon itu bermatapencaharian sebagai pegawai negeri sipil (PNS). Di sisi lin, Puryatno mengatakan kebanyakan warga lainnya menjadi pedagang di pasar atau membuka usaha sendiri di rumah.

“Untuk permukiman kumuh di Sragen Kulon sudah tidak ada karena sudah dientaskan lewat program PNPM beberapa tahun lalu,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya