SOLOPOS.COM - Sejumlah personel gabungan melakukan operasi protokol kesehatan di wilayah Kecamatan Tangen, Sragen, Senin (14/6/2021). Di lokasi itu ditemukan 50 orang melanggar protokol kesehatan. (Satpol PP Sragen)

Solopos.com, SRAGEN—Penuhnya rumah sakit di Kabupaten Sragen karena kenaikan kasus Covid-19 mengakibatkan tidak semua pasien tertangani. Seorang pasien asal Sragen dibawa pulang karena ruangan rumah sakit penuh.

Kejadian tersebut berlangsung di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. Pasien asal Sragen Kulon, Kecamatan Sragen yang terkonfirmasi positif corona itu sempat menunggu hingga 1,5 jam untuk mendapat perawatan. Karena ruang ICU penuh, keluarga akhirnya membawa pulang pasien tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cerita bermula ketika seorang ibu berinisial KI, 61, warga Sragen Kulon mengalami sakit demam selama sepekan. Badannya lemas dan mengalami sesak napas. Dua hari sebelumnya, ibu dari KI, meninggal dunia dan dimakamkan dengan protokol kesehatan.

Pernapasan Terganggu

Karena tak kunjung sembuh, keluarga akhirnya membawa KI ke sebuah klinik kesehatan di Sragen Wetan pada Rabu pagi. Oleh petugas di klinik itu, pasien itu disarankan dirujuk ke RS lain karena pernapasannya terganggu.

Ekspedisi Mudik 2024

“Akhirnya saya bawa ibu ke RS Mardi Lestari. Di sana sempat di-swab antigen. Hasilnya ternyata ibu saya positif Covid-19. Ibu saya juga punya riwayat pernah mondok di RS karena penyakit kolestrol. Saat itu saya minta tolong ibu saya segera diberi bantuan oksigen dan infus. Tapi dari pihak RS menyatakan tidak memiliki ruangan khusus pasien Covid-19,” ujar BA, anak dari KI kepada Solopos.com, Rabu (16/6/2021) petang.

Baca juga: Peringatan Rumah Sakit Soloraya yang Hampir Penuh

Selanjutnya, keluarga membawa KI ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. Namun, ia mendapat jawaban dari petugas jaga bahwa kondisi IGD penuh. Ia diharuskan menunggu sampai ada kepastian tersedianya ruang.

“Saya menunggu sekitar 1,5 jam lamanya. Kasihan ibu saya yang tidak segera tertangani. Ia menunggu terlalu lama di mobil. Dia butuh oksigen dan infus. Karena tidak ada kepastian, akhirnya ibu saya bawa pulang,” ujar BA.

Dibawa ke Solo

Saat ini KI dirawat sendiri di rumah oleh keluarganya. Beruntung, BA memiliki teman tenaga medis yang membantu menyediakan bantuan oksigen dan infus. Rencananya, setelah kondisinya stabil, KI akan dibawa ke RS di Kota Solo.

“Saya belum tahu apakah ibu saya bisa dirawat di RS di Solo jika tidak ada surat rujukan dari dokter di Sragen,” paparnya.

Menanggapi hal itu, Direktur RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen, dr. Didik Haryanto, mengaku belum bisa memastikan terkait kondisi bed occupancy ratio (BOR) pada Ruang ICU maupun ruang isolasi khusus pasien Covid-19. Namun, kata dia, RSUD Sragen selalu berusaha maksimal melayani semua pasien Covid-19.

“Mungkin tadi di IGD masih penuh dan [pasien] masih menunggu hasil swab PCR [polymerase chain reaction]. Setelah PCR keluar, biasanya langsung dirawat. Sebaiknya, pasien dirawat di RS. Dengan adanya keluhan, bisa berbahaya [jika dirawat di rumah],” ujarnya.

Sebagai salah satu zona merah Covid-19, Kabupaten Sragen memang mendapat perhatian khusus. Polda Jawa Tengah memprioritaskan penanganan Covid-19 di empat kabupaten/kota di wilayah Jateng, salah satunya Sragen. Saat ini ada 14 kabupaten/kota di Jawa Tengah yang berstatus zona merah.

Baca juga: Sragen Zona Merah, Pasien Positif Covid-19 Dilarang Isolasi Mandiri di Rumah

“Dari 14 kabupaten/kota di Jateng yang masuk dalam zona merah, kami fokuskan penanganan di tiga kabupaten dan satu kota. Ketiga kabupaten itu yakni Demak, Sragen, dan Kudus. Sedangkan satu kota yakni Kota Semarang,” ujar Kapolda Jateng, Irjen Pol. Ahmad Luthfi, di Semarang, Rabu (16/6/2021).

Kapolda menduga tingginya kasus persebaran Covid-19 di Jateng berasal dari berbagai kegiatan saat libur Lebaran, antara lain syawalan, hajatan, ziarah keagamaan, dan kunjungan ke berbagai tempat wisata. “Inilah yang memicu persebaran Covid-19 di Jateng, hingga ke Kabupaten Kudus,” jelas Kapolda.

Menjaring Anak Muda

Satgas Penanggulangan Covid-19 Sragen bakal menjaring warga yang positif corona dengan status orang tanpa gejala (OTG) guna mencegah meluasnya penularan Covid-19. Satgas Covid-19 Sragen bakal menggelar swab antigen secara acak dengan menyasar kalangan anak muda.

Swab antigen bakal dilakukan secara acak di tempat berkumpul atau nongkrong seperti pusat kuliner, kafe, warung kopi dan lain sebagainya.

“Kami akan jaring warga yang positif namun tanpa gejala. Terutama anak muda. Kecenderungan yang terjadi, para anak muda ini kurang mematuhi protokol kesehatan. Sebagian besar anak muda [jika positif] pasti tanpa gejala. Mereka merasa badannya fit. Oleh sebab itu, kita akan gelar kegiatan swab antigen secara massal dan acak, terutama di tempat-tempat berkumpul anak muda,” jelas Kapolres Sragen, AKBP Yuswanto Ardi, Rabu (16/6/2021).

Pemuda yang terjaring tes swab antigen dengan hasil positif bakal dibawa ke Technopark Ganesha Sukowati untuk menjalani isolasi mandiri secara terpusat. Langkah ini dilakukan supaya mereka tidak menularkan virus kepada kelompok masyarakat yang lebih rentan seperti orang tua.

Kasus meninggal Covid-19 klaster masjid di Paulan, Colomadu, Karanganyar kembali bertambah Selasa (15/6/2021) malam. Hal tersebut membuat total kasus meninggal pada klaster masjid di Paulan menjadi dua orang.

Meninggal Tambah Satu

Plt. Camat Colomadu, Yuni Windarti, ketika dihubungi Solopos.com, Rabu (16/6/2021), menuturkan warga yang meninggal berinisial SS, warga Paulan Timur RT 002/ RW 004.

“Dia salah satu dari bagian klaster masjid kemarin. Sudah tua juga usianya,” ungkap dia.

Yuni mengatakan SS dirawat di RS Panti Waluyo, Solo. Jenazah juga langsung dimakamkan dengan protokol kesehatan.



“Langsung dimakamkan jenazahnya. Jadi tidak menunggu dulu,” beber dia.

Terkait pasien lainnya yang menjalani isolasi mandiri, menurut Yuni, terpantau dalam kondisi baik. Kebutuhan terkait vitamin penunjang untuk kesembuhan warga sudah dipenuhi oleh Satgas Covid-19. “Kalau total yang kena di Paulan kan kemarin 94 orang, meninggal dua dan ada beberapa yang sudah sembuh. Ke depannya kami akan ada aturan baru untuk pembatasan hajatan dan lainnya,” kata dia.

Klaten Lewati 10.000 Kasus

Jumlah warga terkonfirmasi positif Covid-19 di Klaten terus bertambah. Pada Rabu (16/6/2021), Satgas Penanganan Covid-19 mengumumkan penambahan kasus Covid-19 sebanyak 92 orang, tujuh pasien meninggal dunia. Dengan demikian, angka kematian pasien Covid-19 di Klaten terbanyak di Soloraya.

Dengan data terbaru itu, jumlah total kasus Covid-19 di Klaten menjadi 10.014 orang sejak 1 April 2020. Dari jumlah itu, 8.658 orang dinyatakan sembuh, 640 orang meninggal dunia, serta 716 orang masih menjalani perawatan/isolasi mandiri.

“Hari ini kasus aktif terkonfirmasi Covid-19 di Kabupaten Klaten bertambah 92 orang, juga ada 72 pasien dinyatakan sembuh dan tujuh pasien meninggal dunia. Dari tujuh pasien tersebut, tiga diantaranya termasuk terkonfirmasi baru,” kata Kooordinator Satgas Penanganan Covid-19 Klaten, Cahyono Widodo, Rabu (16/6/2021).

Di Karanganyar, Lurah Karanganyar dinyatakan positif Covid-19 setelah dilakukan uji swab PCR beberapa hari lalu. Lurah Karanganyar merupakan salah satu kontak erat Lurah Delingan yang sebelumnya lebih dulu dinyatakan positif Covid-19.

Anak Istri Diisolasi

Plt. Camat Karanganyar, Muhammad Jamil, mengatakan kontak erat Lurah Delingan yang telah menjalani swab PCR di Puskesmas Karanganyar merupakan Lurah Jungke, Lurah Popongan, dan Lurah Karanganyar. Namun hanya Lurah Karanganyar yang dinyatakan positif Covid-19.

“Saat ini Lurah Karanganyar sudah menjalani isolasi mandiri bersama keluarganya di rumah. Walaupun yang positif hanya Lurah saja, tapi anak dan istrinya kami isolasi juga. Untuk pelayanan tetap berjalan normal dan sudah disemprot disinfektan pada Senin kemarin,” terang Jamil, Rabu (16/6/2021).

Sementara itu, di Kelurahan Delingan, berdasarkan hasil tracing terbaru, total terdapat sembilan pegawai termasuk Lurah Delingan yang terkonfirmasi Covid-19. Pelayanan di Kantor Kelurahan Delingan masih ditutup sejak Kamis (10/6/2021).

“Yang terkonfirmasi dari hasil tracing di Kelurahan Delingan ada sembilan orang positif Covid-19. Kemungkinan selesai isolasi mandiri pekan depan. Tapi tetap kami cek lagi dengan antigen. Kalau masih positif ya diperpanjang isolasi mandirinya, kalau sudah negatif sudah bisa beraktivitas normal,” imbuh dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya