SOLOPOS.COM - Uswatun Hasanah (kedua dari kiri) berfoto dengan ibundanya, Siri Abdullah (keempat dari kiri) serta keluarganya berfoto beberapa waktu lalu di Ngawi, Jawa Timur. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Kisah inspiratif enam bersaudara asal Ngawi, Jawa Timur, yang mampu menyelesaikan kuliah di UNS Solo dengan segala keterbatasan patut dicontoh. Mereka menerapkan pesan penting dari sang ibunda, Siri Abdullah, 86, yakni falsafah kacamata kuda.

Tak cuma lulus S1, keenam putra-putri pasangan almarhum Abdullah Djamal Warsito - Siri Abdullah yakni Siti Asiyah, Nur Susilowati, Muchsonah, Sri Lestari, Ridwan Mahmudi, Uswatun Hasanah, bahkan juga mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Pada 1970-an, keluarga ini hidup sederhana di Dusun Tempursari, Tambakboyo, Kecamatan Mantingan. Beberapa tahun setelah berumah tangga dengan Siri Abdullah, 86, keluarga ini dikaruniai 11 anak.

Baca juga: Kisah 6 Bersaudara Asal Ngawi "Berjodoh" dengan UNS Solo: Nyambi Kerja Demi Lulus Kuliah

Ekspedisi Mudik 2024

Meskipun hanya sebagai pegawai yang pensiun dengan golongan 2C, Djamal bersama Siri mampu menyekolahkan anak-anaknya sampai lulus. Bahkan enam di antaranya menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Uniknya, keenam orang tersebut kuliah di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo. Dan saat ini mereka sudah bekerja di berbagai bidang.

Anak bungsu Djamal, Uswatun Hasanah, mengatakan ayahnya merupakan sosok yang sederhana, namun sadar betul akan pentingnya pendidikan. Sehingga ia pun menawarkan kepada anak-anaknya untuk melanjutkan studi setelah lulus SMA, meskipun sebenarnya sangat berat untuk membiayai.

Pandangan Djamal ini juga menular ke Siri. Sepeninggal Jamal pada 1992, Siri tetap bertekad menyekolahkan anak-anaknya ke bangku kuliah.

“Saat itu anak pertama, kedua, dan ketiga tidak kuliah karena kondisi ekonomi keluarga kami masih sangat sulit sehingga belum mampu membiayai. Keluarga juga belum paham dengan perguruan tinggi UNS, karena UNS sendiri didirikan 1976. Barulah mulai anak keempat yaitu Siti Aisyah yang kuliah, itu tahun 1980. Dan saat itu pilihannya UNS karena selain perguruan tinggi negeri yang biayanya terjangkau, kampusnya juga tidak terlalu jauh dari Ngawi,” ujarnya kepada Solopos.com, Selasa (9/3/2021).

Baca juga: Wong Solo Ternyata Hobi Jajan Kuliner, Ini Buktinya

Konsekuensinya, Siti harus menjalani kuliah dengan penuh keprihatinan supaya penghasilan orang tua masih dapat dipakai bertahan hidup keluarga dan biaya sekolah adik-adiknya.

Uswatun mengungkapkan, setelah Siti lulus kuliah dan kemudian bekerja, Siti dengan penuh rasa tanggung jawab ikut membantu adik-adiknya yang bergantian masuk perguruan tinggi.

“Hal ini berlangsung terus menerus. Begitu kakak-kakak saya lulus dan bekerja, mereka ikut membantu biaya kuliah adik-adiknya hingga tuntas,” imbuh Uswatun yang kini bekerja sebagai Kepala SMAN 1 Purwantoro, Wonogiri ini.

Baca juga: Ayam Panggang Mbok Cimplek Jatipuro Karangangar Viral, Sehari Habis Ratusan Ekor

Kacamata Kuda

Kesederhanaan adalah pesan yang disampaikan Siri kepada anak-anaknya. Uswatun ingat betul falsafah kacamata kuda yang ditekankan oleh sang bunda.

“Kesederhanaan adalah pesan utama ibu saya. Falsafah kacamata kuda juga harus kami terapkan. Artinya, harus fokus kepada tujuan, jangan sampai terganggu dengan apa-apa di kiri-kanan yang bisa mengganggu tujuan kami. Kami menganggap ibu adalah madrasah sekaligus profesor bagi anak-anaknya,” kata Uswatun yang mengenyam pendidikan sarjana hingga doktoral di UNS ini.

Baca juga: Kampus UNS di Wonogiri Tertunda, Mengapa?

Sementara itu, kakak Uswatun, Ridwan Mahmudi, mengatakan kesederhanaan dan perjuangan orang tua serta kakak-kakaknya telah membawanya menuju kehidupan yang baik saat ini.

“Jasa orang tua dan kakak-kakak saya yang dimulai dari mbak Siti Aisyah dan seterusnya yang membuat kami bersaudara bisa menyelesaikan kuliah, hingga mengantarkan kami ke kehidupan kami saat ini,” ujar alumnus jurusan Administrasi Negara FISIP UNS angkatan 1993 ini.

Baca juga: UNS Solo Pasang Panel Surya di Delanggu, Untuk Apa?

Di sisi lain, alasannya memilih UNS selain karena relatif dekat dengan tempat tinggalnya dulu, juga karena kampus ini memiliki Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang beragam.

“Bagi saya UNS tempat di mana saya bisa mengikuti semua kegiatan [UKM] yang sesuai dengan minat saya,” ujar Ridwan yang kini tinggal di Jakarta dan bekerja sebagai konsultan bisnis dan manajemen ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya