SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Rahman)

Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Rahman)

JAKARTA – PT Pertamina (Persero) memperkirakan dibutuhkan sekitar 400–500 unit SPBU Mobile di seluruh Indonesia untuk mendistribusikan BBM nonsubsidi bagi kendaraan pemerintah, BUMN, BUMD, serta industri tambang dan perkebunan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Untuk semester I/2012, Pertamina menargetkan bisa mengoperasikan 65 unit SPBU Mobile yang tersebar di sejumlah daerah di Sumatra, DKI-Jawa Barat-Banten, Jateng-Jatim-Balinus, Kalimantan dan Sulawesi. Pada Sabtu (7/7/2012), Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya meresmikan 5 unit SPBU Mobile di wilayah Kalimantan Barat. SPBU Mobile berkapasitas 5.000–8.000 liter solar itu dilengkapi dengan meter arus, pompa produk, dan nozzle yang diharapkan bisa menjadi solusi bagi perusahaan yang dilarang menggunakan BBM bersubsidi.

Ekspedisi Mudik 2024

“Ini merupakan bentuk komitmen Pertamina untuk ikut mengontrol penggunaan BBM bersubsidi. Peluncuran ini adalah bagian dari rencana Pertamina mengoperasikan sekitar 70 Unit SPBU Mobile di wilayah Kalimantan, untuk mendistribusikan BBM di kawasan pertambangan dan industri,” ujarnya seperti dikutip dari keterangan resmi, akhir pekan.

Selain meresmikan SPBU Mobile, Pertamina juga terus berupaya mengatasi kendala alam dan minimnya infrastruktur yang menjadi penghambat kelancaran distribusi BBM di Kalimantan Barat. Dalam 4 bulan (Mei-Agustus), Hanung mengatakan Pertamina harus merogoh biaya distribusi tambahan sekitar Rp2-3 miliar per bulan untuk memastikan BBM sampai kepada masyarakat.

Pasalnya, selama periode tersebut aliran Sungai Kapuas di Kabupaten Sintang ketinggiannya menyusut drastis. Pada kondisi normal, ketinggian air mencapai 8–11 meter, namun ketika musim kemarau tiba ketinggian air surut menjadi 40 cm sehingga tidak bisa dilalui SPOB (Self Propelled Oil Barge).

Akhirnya sebagai jalan keluar, Pertamina mengalihkan distribusi BBM dengan memompa BBM dari kapal SPOB ke truk tangki di daerah Sanggau yang berjarak 97 km dari Sintang dan membawa pasokan BBM melalui jalan darat. Selain proses distribusi memakan waktu yang lebih lama, infrastruktur jalan yang dilalui juga sangat buruk.

Sedangkan sebagai jalan keluar jangka panjang, Pertamina telah membangun depot mini di Kabupaten Sanggau dengan kapasitas sekitar 10.000 kiloliter dengan kedalaman air pada musim kemarau sekitar 11 meter. Begitu depot mini Sanggau tuntas pada akhir tahun ini, maka bisa menyimpan stok BBM untuk 3 bulan bagi wilayah Kalimantan Barat sehingga bisa menjamin keamanan pasokan.

Di sisi lain, Pertamina berharap pemda setempat bisa ikut serta membantu agar infrastruktur jalan memadai untuk jalur alternatif dari depot mini Sanggau menuju titik konsumen. Hanung juga mengungkapkan dengan melihat kondisi riil di lapangan, Pertamina melihat kemungkinan Pontianak untuk memiliki Terminal BBM skala besar, yaitu 100.000 kiloliter. Menurutnya, terminal BBM itu sangat strategis untuk ketahanan pasokan BBM di Kalimantan dan juga sebagai cadangan untuk kebutuhan Jakarta dan sekitarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya